Beragam tanaman seperti anggrek, pohon palem, dan pakis, akan traveler temui sepanjang perjalanan.
Tak ketinggalan, suara kicau burung yang merdu pun menuntun langkah traveler menuju Wae Rebo.
Sesampainya di Wae Rebo, traveler tidak hanya disambut oleh rumah adat dan pemandangan indah, tetapi juga penghuninya yang ramah.
Di Wae Rebo, ada upacara sambutan bernama Waelu.
Upacara ini dilakukan sebagai ungkapan selamat datang kepada turis atau wisatawan dan dipimpin oleh ketua suku.
Selain penyambutan melaui upacara Waelu, traveler juga diberkati dengan doa-doa kebaikan dan keselamatan saat tinggal di Wae Rebo.
Meski berada di lokasi terpencil, traveler tidak akan merasa bosan di sini.
Pasalnya, traveler bisa bergabung dan beraktivitas layaknya penduduk lokal.
Sejak pagi hari, warga Wae Rebo mulai sibuk menanam biji kopi dan mengolahnya.
Dan meskipun menenun bukan kegiatan utama di sini, tetapi traveler masih bisa menemukan beberapa wanita yang menenun kain songket.
Yang paling menarik, wisatawan diperbolehkan untuk bermalam di mbaru niang, bersosialisasi, dan makan malam bersama penduduk asli.
Traveler akan tidur di atas tikar dan merasakan bagaimana kehidupan di Wae Rebo.
Kehangatan tinggal satu atap dengan penduduk lokal tidak akan bisa Anda lupakan.
Cara menuju Wae Rebo
Desa Wae Rebo dapat dicapai menggunakan pesawat menuju Labuan Bajo.
Selanjutnya, perjalanan akan ditempuh melalui jalur darat.