Ia menyebutkan bahwa mengikat akar pohon beringin ini sudah menjadi kebiasaan turun menurun.
Tradisi mengikat akar dilakukan ketika peziarah memiliki hajat atau keinginan, misalnya menikah dengan pasangannya.
Ia menjelaskan, pasangan yang telah menikah kemudian akan membuka ikatan akar di hari berikutnya.
Tak hanya mereka yang punya rencana menikah, tradisi mengikat akar pohon beringin juga dilakukan di pada waktu-waktu tertentu.
"Pada hari-hari tertentu misalnya saat musim haji atau lebaran ketupat yang berlangsung satu minggu setelah Hari Raya Idul Fitri," imbuhnya.
Ia menambahkan, "Masyarakat yang melakukan ziarah biasanya akan membawa makanan atau sesajian yang akan dimakam bersama di makam ini."
Sejarah Makam Loang Baloq
Menurut Sirtu, sampai saat ini belum ada riset khusus yang membahas tentang sejarah Makam Loang Baloq.
Namun, dari cerita turun temurun, makan ini merupakan makam ulama besar dari Timur Tengah.
Ulama tersebut diyakini juga membantu menyebarkan agama Islam pertama kali di Pulau Lombok.
Selain itu, makam ini juga menjadi tempat ulama besar tersebut dimakamkan.
Tonton juga:
Maka banyak masyarakat Lombok dari berbagai daerah yang datang ke Makam Loang Baloq.
"Mereka yang datang untuk berziarah percaya bahwa di sinilah makam Wali yang mereka yakini kealimannya, dan bisa menjadi perantara berdoa dan lebih dekat dengan-Nya," kata Sirtu.
Baca juga: TRAVEL UPDATE - Coffee Toffee, Tempat Nongkrong Asyik Bergaya Industrial di Bogor
Baca juga: TRAVEL UPDATE: Liburan Akhir Pekan ke Museum Jawi Sukoharjo, Punya Ratusan Koleksi Barang Kuno
Baca juga: TRAVEL UPDATE: Diduga Akibat Gangguan Sonar, Puluhan Paus Terdampar di Pantai Madura
Baca juga: TRAVEL UPDATE: Picu Adrenalin, Ini Wahana Baru Pantai Watu Bale Pacitan yang Wajib Dicoba
Baca juga: TRAVEL UPDATE: TFP Kopi Warung Sajikan Menu ala Western Berkonsep Kaki Lima di Pasar Gede Solo
(TribunTravel.com/Ratna Widyawati)