Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Rekomendasi Wisata

Menelusuri Legenda Malin Kundang di Pantai Aia Manih Sumatera Barat

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Peselancar di Pantai Aia Manih

Batu tersebut kemudian dikaitkan dengan cerita legenda Malin Kundang.

Batu yang berbentuk seorang laki-laki sedang bersujud dipercaya sebagai Malin Kundang yang sedang meminta ampunan.

Di sekitar batu bersujud juga terdapat bebatuan kecil yang dianggap sebagai barang-barang milik Malin Kundang.

Seperti batu berbentuk jangkar kapal, tong kayu, tambang, hingga puing-puing kapal yang telah hancur.

Benarkah Patung di Pantai Aia Manih Sosok Malin Kundang yang Dikutuk?

Biasanya, wisatawan yang datang ke Pantai Aia Manih akan bernostalgia dengan cerita legenda dari Sumatera Barat, yakni Malin Kundang.

Malin Kundang merupakan sosok lelaki penyayang terhadap ibunya yang memulai kehidupan barunya dengan merantau naik kapal besar yang berlabuh di Pantai Aia Manih.

Diketahui, Malin Kundang merantau karena ingin mendapatkan pekerjaan yang bisa mengubah perekonomian dan kehidupan menjadi lebih baik lagi.

Malin Kudang pun membuat janji kepada ibu tersayang akan segera kembali dari perantauan.

Ibu Malin Kundang yang bernama Mande Rubayah pun membekali Malin Kundang dengan beberapa kudapan.

Mande Rubayah pun selalu memegang janji Malin Kundang yang berkata akan secepatnya kembali.

Namun setiap ada kapal berlabuh, Mande Rubayah menanyakan pada awak kapal dan tak ada seorang pun yang bertemu dengan Malin Kundang.

Mande Rubayah pun sedih karena tak seorang pun yang mengetahui kabar Malin Kundang.

Pada suatu hari, nahkoda kapal yang dulunya membawa Malin Kundang merantau memberi tahu jika dia telah menikah.

Menurut penuturannya, Malin Kundang telah menikahi gadis cantik keturunan bangsawan.

Mendengar kabar baik tersebut, Mande Rubayah berharap supaya Malin Kundang segera pulang ke kampung halamannya.

Halaman
123