Orang itu adalah Thomas Stamford Raffles (1781-1826), seorang Letnan Gubernur yang bertakhta di Jawa pada periode 1811-1816.
Raffles dikenal sebagai pahlawan bagi orang Inggris, perwira tangguh, dan pecinta eksotisme timur.
Namun, bagi orang Jawa, Raffles dianggap sebagai penjarah.
Arsip korespondensi antara Raffles dan koleganya, meneguhkan bahwa Sang Letnan Gubernur Jenderal itu merupakan orang Eropa pertama yang berjejak di puncak Gunung Gede.
2. Tempat rehabilitasi primata Owa Jawa
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) adalah tempat pelestarian Owa Jawa.
Owa Jawa merupakan satu dari satwa endemik Indonesia yang terancam punah akibat banyaknya eksploitasi untuk dijadikan peliharaan serta perusakan hutan.
Mengutip situs resmi TNGGP, mereka bekerja sama dengan Yayasan Owa Jawa, Conservation International Indonesia, dan Universitas Indonesia untuk menyelamatkan dan merehabilitasi Owa Jawa sejak 2006.
Pada 3 Februari, TNGGP mengumumkan kabar gembira, yakni lahirnya bayi Owa Jawa betina dari pasangan Owa Jawa bernama Jolly dan Boby di pusat penyelamatan dan rehabilitasi Owa Jawa—Javan Gibbon Center (JGC) di Resort PTN Wilayah Bodogol TNGGP.
3. Rumah bagi jembatan gantung terpanjang se-Asia Tenggara, Jembatan Gantung Situ Gunung
TNGGP memiliki sebuah jembatan gantung bernama Situ Gunung Suspension Bridge yang diresmikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pada Maret 2019.
Jembatan tersebut digadang-gadang sebagai jembatan gantung terpanjang di Asia Tenggara.
Sebab, panjangnya adalah 243 meter dengan lebar 1,2 meter dan berada pada ketinggian 107 meter dari dasar tanah.
Proses pembangunan jembatan dilakukan secara manual dengan melibatkan warga lokal dan tenaga ahli dari Bandung.
Meski tidak menggunakan alat berat, pembangunan jembatan ini selesai dalam kurun waktu kurang dari 1 tahun, tepatnya 4 bulan.
Untuk keselamatan dan kenyamanan, selama pembangunan, dilakukan pendampingan teknis dari Puslitbang Jalan dan Jembatan-Kementerian PUPR.