TRIBUNTRAVEL.COM - Jika kamu masuk ke sebuah toko barang antik atau barang bekas di Jepang, kamu akan disambut deretan koleksi kaset tape yang populer sekitar tahun 1980-an hingga awal 2000-an.
Kaset itu ditata rapi di sebuah rak untuk menggoda setiap pelanggan yang melihatnya.
Anehnya, beberapa kaset diberi label harga yang cukup fantastis.
Harganya bahkan lebih mahal dari biaya perjalanan feri semalam.
Lalu, apa yang membuat koleksi kaset tua harganya sangat mahal di Jepang?
Dikutip TribunTravel dari laman JapanToday, Senin (1/2/2021), rupanya bagian 'partikel logam' yang mengacu pada jenis pita perekam Tipe IV yang digunakan pada kaset ini dapat menghasilkan suara dengan kualitas terbaik.
Dengan bahan kualitas mahal ini, dulu kaset hanya dijual sekitar beberapa ratus hingga seribu yen per keping atau sekitar Rp 150 ribuan.
Sekarang, pita partikel logam di dalam kaset ini sangat berharga.
Harganya bisa berkali-kali lipat untuk sebuah kaset yang sudah tidak terpakai.
Seorang pengguna Twitter akun @olamin2003 pun mengunggah cuitan tentang koleksi kaset tape-nya.
Dalam cuitannya yang berbahasa Jepang mengatakan, "inilah kaset yang sedang dicari banyak orang. Aku berhasil mengumpulkan 170 kaset tidak terpakai sejak tahun lalu."
"Pita partikel logamnya sangat berharga. Meskipun ini kaset kosong, bukan berarti kaset ini masih layak untuk merekam. Jadi, aku mengumpulkannya dan tetap membiarkan tidak dibuka hanya sebagai koleksi saja."
Kaset pertama kali diproduksi di Jepang pada tahun 1966, dipelopori oleh Maxell.
Mereka menjadi sangat populer karena kemudahan penggunaan dan portabilitasnya.
Saat itu cukup banyak dijumpai anak-anak muda yang membawa boombox di jalan dengan kasing untuk diputar.
Baca tanpa iklan