Secara keseluruhan, permukaan laut naik 35 milimeter (1,4 inci).
Sementara itu es di belahan Bumi Selatan yang terbukti lebih tangguh, juga mulai runtuh.
Sejak 2012, tingkat kehilangan es di Antartika meningkat tiga kali lipat jika dibandingkan dengan dua dekade sebelumnya, dan ini sebagian besar disebabkan oleh pencairan gletser yang meluas dan lapisan es yang menipis.
Meningkatnya suhu atmosfer juga mulai berdampak pada es yang mengapung, menyebabkan pecahan lempengan tertua dan paling tebal.
Meskipun jenis pencairan ini tidak secara langsung berkontribusi pada kenaikan permukaan laut, bukan berarti itu bukan ancaman.
"Salah satu peran kunci dari es laut Arktik adalah memantulkan kembali radiasi matahari ke luar angkasa yang membantu menjaga Kutub Utara tetap dingin," jelas Isobel Lawrence, yang mengkhususkan diri dalam penginderaan jarak jauh es laut di Universitas Leeds.
"Saat es laut menyusut, lebih banyak energi matahari diserap oleh lautan dan atmosfer, menyebabkan Kutub Utara memanas lebih cepat daripada di tempat lain di planet ini. Tidak hanya percepatan pencairan es laut, ini juga memperburuk pencairan gletser dan lapisan es yang menyebabkan permukaan laut naik," imbuhnya.
Dampaknya Terhadap Manusia
Untuk setiap sentimeter kenaikan permukaan laut, para ahli memperkirakan satu juta orang terancam mengungsi.
Terlebih lagi, gletser gunung merupakan sumber air tawar yang penting bagi banyak komunitas lokal.
Saat data bergulir, apa yang paling ditakuti para ilmuwan tampaknya semakin mungkin.
Jika keadaan terus berlanjut, beberapa orang berpikir ada kemungkinan Arktik bisa benar-benar bebas dari es pada tahun 2035.
Tonton juga:
Penelitian lain menunjukkan pencairan es di Greenland telah melewati titik tanpa harapan.
Di selatan, lebih dari setengah rak es yang menahan lapisan es Antartika berada di ambang tekuk.