Mereka berdua benar-benar memdukan semua hal yang menghadirkan tantangan bagi pesawat dan pilot mereka.
Jangkauan Pesawat Terbatas
Lokasi bandara yang diapit oleh hampir 7.000 meter Kusum Kanguru di 6.367, dan Numbur di 6.959, membuat kondisi di lembah sering kali menimbulkan gangguan angin.
Karena kondisi tersebut, hanya helikopter dan pesawat turboprop lepas landas dan pendaratan pendek seperti De Havilland DHC-6 Twin Otters, Pilatus PC-6 Porters, Dornier Do-228s, dan L-410 Turbolets yang diizinkan beroperasi ke Bandara.
Pada bulan Oktober 2008, Yeti Airlines Penerbangan 103, dioperasikan oleh DHC-6, jatuh pada pendekatan terakhir saat kabut tebal dan terbakar.
Delapan belas penumpang dan awak tewas, sedangkan kapten secara ajaib selamat.
Tonton juga:
Hingga 50 Persen Penerbangan Dibatalkan
Seperti yang diketahui siapa pun yang pernah ke Himalaya, cuaca di daerah tersebut sangat tidak dapat diprediksi.
Karena minimnya kemungkinan go-around di atas, artinya penerbangan dari Kathmandu sering berbalik arah jika tiba-tiba ada perubahan kondisi di Lukla.
Selama musim hujan, sekitar 50 persen penerbangan dibatalkan karena jarak pandang yang rendah.
Hal ini juga umum terjadi jika bandara tutup pada tengah hingga larut pagi karena angin yang berlawanan.
Baca juga: Rayakan HUT ke-72, Garuda Indonesia Bagi-bagi Promo, Ada Diskon Tiket Pesawat 60 Persen
Baca juga: Jadi Solusi Utama Hadapi Perubahan Iklim, Inggris Siap Kembangkan Pesawat Tanpa Pilot di Tahun 2025
Baca juga: Lebih dari Setengah Pilot di Dunia Tak Lagi Bisa Terbangkan Pesawat, Ini Alasannya
Baca juga: Viral Video Penumpang Wanita yang Teriak Histeris Saat Diminta Turun dari Pesawat Setelah Mendarat
Baca juga: Google Earth Tangkap Gambar Sejumlah Pesawat yang Terparkir di Gurun Pasir Selama Berbulan-bulan
(TribunTravel.com/Ratna Widyawati)
Baca tanpa iklan