TRIBUNTRAVEL.COM - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) masih berlanjut mulai 26 Januari hingga 8 Februari 2021.
Rupanya, pemberlakuan PPKM Jawa-Bali ini memberikan dampak untuk sejumlah wisata termasuk Malioboro Yogyakarta.
Pengunjung Malioboro Yogyakarta dilaporkan menurun lebih dari 50 persen sejak berlakunya PPKM Jawa-Bali.
Dampak dari pemberlakuan PPKM pun membuat pedagang lesehan yang buka pada malam hari memilih tutup.
Baca juga: Seluruh Tempat Wisata di Banyumas Diizinkan Beroperasi Selama Masa Perpanjangan PPKM
Kepala UPT Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya Kota Yogyakarta Ekwanto menjelaskan bahwa sejak awal diberlakukan PPKM, pengunjung Malioboro cenderung landai, tidak seperti saat sebelum PPKM.
"Mungkin (penurunan) 50 persen. Mungkin lebih, sepi sekali. Minggu pertama landai terus," kata dia saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (23/1/2021).
Pihaknya sering mendapatkan keluhan dari para pedagang di Malioboro dan berharap PPKM tidak kembali diperpanjang.
"Toko-toko pada mengeluh. Dalam artian sepi, pembeli sedikit. Harapannya tak diperpanjang. Tetapi sesuai info di media, kok kayaknya diperpanjang lagi," ujar Ekwanto.
Pihaknya pun tidak bisa berbuat banyak saat mendapatkan keluhan dari masyarakat lantaran hanya bertugas sebagai pelaksana kebijakan.
"Saya disambati, ya tidak bisa karena pelaksana di lapangan. Instruksi dari pusat seperti itu. Kita lihat setelah tanggal 25 nanti," imbuh Ekwanto.
Dia mengungkapkan, selama PPKM pedagang menutup lapaknya pada pukul 19.00 WIB. Paling lama menutup lapaknya pada pukul 19.15 WIB.
Sedangkan untuk lesehan yang buka pada malam hari, banyak yang memilih libur.
Pihaknya pun masih menunggu adakah aturan baru terkait jam operasional pedagang saat PPKM nanti diperpanjang.
"Saya disambati, ya tidak bisa karena pelaksana di lapangan. Instruksi dari pusat seperti itu. Kita lihat setelah tanggal 25 nanti," imbuh Ekwanto.
Dia mengungkapkan, selama PPKM pedagang menutup lapaknya pada pukul 19.00 WIB.