Namun, gajah menyerap kurang dari setengah dari apa yang mereka makan.
Setengah dari makanan nabati tetap utuh di kotoran mereka.
Les, seorang pencinta gin, bertanya pada dirinya sendiri mengapa tidak mengumpulkan bahan-bahan alami terbaik dari gajah dan menggunakannya untuk membumbui gin yang unik?
Meski tidak satu pun dari mereka berpengalaman di bidang penyulingan, namun rencana membuat kotoran gajah untuk minuman keras berkualitas tinggi rupanya berhasil.
Pada tahun 2018 Paula dan Les Ansley mendirikan Indlovu Gin.
"Kami menghubungi Botlierskop (Cagar Alam di Western Cape) dan kami berkata, apakah mereka dapat mengirimkan kotoran gajah kepada kami?" kata Les Ansley kepada CNN.
"Mereka berkata sanggup dan bersedia mengirimkan kotoran gajah," lanjutnya
Kotoran tersebut dikeringkan terlebih dahulu kemudian melalui proses sterilisasi.
Kemudian dibilas dan dikeringkan lagi, baru dimasukkan ke dalam gin.
Selain bahan-bahan gin klasik, misalnya juniper dan ketumbar, Indlovu juga mendapatkan cita rasanya dari ekstrak makanan gajah berupa akar, rumput, buah, dan kulit kayu yang termasuk lidah buaya dan akasia.
Setiap botol Indlovu menampilkan koordinat GPS dari mana kotoran dikumpulkan, serta tanggal pengambilannya.
"Rasa gin tergantung di mana kami mengumpulkan tumbuhan atau tempat gajah merumput, jadi rasa gin akan sedikit berubah," kata Les Ansley.
Kloter pertama gin Indlovu diproduksi pada November 2019.
Sejak saat itu, gin Indlovu telah mencapai berbagai pasar, termasuk negara-negara Afrika lainnya dan Eropa.
Respon konsumen pun beragam.
Ansley mengaku hal ini memang wajar, mengingat sifat kontroversial dari bahan utama yang digunakan untuk membuat gin.