Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Takut Pulang Akibat Pandemi COVID-19, Pria Ini Tinggal di Bandara Tersibuk di Dunia Selama 89 Hari

Penulis: Ratna Widyawati
Editor: Sinta Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bandara Internasional O'Hare, Chicago.

Pada Juli, pria Estonia Roman Trofimov mengungkapkan bahwa dia menghabiskan 100 hari terjebak di dalam Bandara Internasional Manila karena pihak berwenang berhenti mengeluarkan visa untuk masuk ke Filipina karena pandemi COVID-19.

Penutupan akses perbatasan membuat Trofimov harus tinggal di aula keberangkatan bandara sampai konsulat Estonia dapat memindahkannya ke ruang penumpang pada 1 April.

Dia kemudian membuat rumah baru di ruang tunggu penumpang sampai dia akhirnya berhasil naik penerbangan ke Tallinn, Estonia, pada bulan Juli.

Dia mengatakan mimpi buruk birokrasi dimulai ketika paspornya diambil oleh staf AirAsia setelah dia terbang dari Bangkok ke Manila dengan maskapai penerbangan pada 20 Maret 2020.

Media Estonia melaporkan dia bepergian dengan paspor abu-abu untuk orang-orang dengan kewarganegaraan tidak jelas.

Dia menggambarkan pengalaman sulitnya tinggal di bandara-tidur di lantai terminal, makan di food court, dan mencuci di kamar mandi umum.

"Saya penyandang disabilitas, kesehatan saya semakin parah karena kurang gizi, kurang sinar matahari, dan udara segar," ujarnya.

Tonton juga:

Situasinya disamakan dengan karakter Tom Hanks dalam film The Terminal tahun 2004, tentang seorang pria Eropa yang dipaksa tinggal di bandara JFK New York setelah ditolak masuk ke Amerika Serikat.

Dan pada 2018, pria Suriah Hassan Al Kontar terpaksa menghabiskan lebih dari tujuh bulan tinggal di Bandara Internasional Kuala Lumpur setelah ditolak masuk ke Malaysia.

Kontar, yang telah menghabiskan sepuluh tahun terakhir di Uni Emirat Arab, dideportasi ke Malaysia tetapi paspor yang diperbarui ditolak oleh pemerintah Suriah, sehingga ia tidak dapat meninggalkan bandara atau terbang ke luar negeri.

Dia akhirnya bisa meninggalkan Filipina setelah mengajukan permohonan suaka Kanada dan kemudian diketahui tinggal dan bekerja di Whistler.

Baca juga: Taruhkan Nyawa saat Beri CPR ke Penumpang Sekarat COVID-19, Pria Ini Diberi Voucher Rp 2,8 Juta

Baca juga: 6 Perilaku Menyebalkan Penumpang Pesawat, Termasuk Bercanda Bawa Bom

Baca juga: 5 Hal yang Harus Dilakukan Penumpang saat Terjadi Turbulensi

Baca juga: 4 Etika Penumpang saat Ada Bayi Menangis di Pesawat, Bisa Menawarkan untuk Bertukar Kursi

Baca juga: Ini Kode yang Digunakan Pramugari untuk Penumpang yang Disukai atau Tidak Selama Terbang

(TribunTravel.com/Ratna Widyawati)