Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Singapore Airlines Berencana Jadi Maskapai Pertama di Dunia yang Tervaksinasi Penuh

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Singapore Airlines berharap menjadi maskapai pertama yang memvaksinasi seluruh kru-nya, termasuk pilot, pramugari, agen di pintu masuk, dan staf lain yang memiliki kontak dengan publik.

Menurut The Straits Times, kru pesawat dari Singapore Airlines yang singgah di luar negeri harus memakai alat pelacak.

Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa mereka mematuhi aturan yang mewajibkan untuk tetap berada di kamar hotel setiap saat.

Mereka juga dilarang berinteraksi secara fisik satu sama lain selama masa singgah.

"Jika kamu terbang selama 16 hingga 18 jam ke New York lalu harus tinggal di kamar sendirian, itu bisa sangat sulit. Tetapi kru maskapai memahami bahwa ini perlu dilakuakan," kata Alan Tan, Presiden Serikat Staf Singapore Airlines.

"Ada beberapa kekhawatiran tentang kasus dari luar negeri pada penerbangan, tapi itu bagian dari pekerjaan kami. Kru maskapai bisa cuti jika merasa tidak nyaman untuk terbang," tambahnya.

Jarak sosial di pesawat

Kebijakan ini mengikuti peraturan untuk kru maskapai dari Otoritas Penerbangan Sipil Singapura (CAAS) yang mulai berlaku sebelum Tahun Baru 2021.

Untuk mematuhi persyaratan social distancing, pramugari Singapore Airlines tidak boleh berkumpul di dapur, mengatur waktu makan, dan tetap berada di area kerja yang dialokasikan di pesawat.

Mereka juga harus menjaga jarak selama pengarahan sebelum penerbangan dan transportasi khusus mereka dari dan ke bandara.

Selain kewajiban mengenakan masker dalam penerbangan, face shield dan sarung tangan juga dianjurkan untuk interaksi dengan penumpang.

Pada penerbangan dari Inggris Raya dan Afrika Selatan, kru maskapai wajib mengenakan APD lengkap, termasuk masker N95 dan pakaian pelindung.

3 kali tes dan 7 hari karantina

Saat kembali ke Singapura, kru maskapai harus langsung menuju ke rumah mereka setelah menjalani tes PCR awal.

Jika datang dari daerah berisiko tinggi, mereka harus mengisolasi diri setidaknya selama tujuh hari.

Mereka kemudian harus mengambil tiga tes PCR terpisah, satu kali saat tiba, satu lagi setelah tiga hari kedatangan, dan terakhir setelah jangka waktu seminggu.

Halaman
1234