Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Ilmuwan Temukan Planet Super-Earth yang Diprakirakan Berusia 14 Miliar Tahun

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Super-Earth, exoplanet tertua yang pernah ditemukan.

Dengan demikian, para ilmuwan memperkirakan bahwa super-Earth berusia sekira 14 miliar tahun.

Ilmuwan telah menemukan super-Earth di Galaksi Bima Sakti. (Flickr/ sasta kelas6)

"TOI-561b adalah salah satu planet berbatu tertua yang pernah ditemukan," kata rekan postdoctoral University of Hawaii dan ketua tim Lauren Weiss dalam pernyataannya.

"Keberadaannya menunjukkan bahwa alam semesta telah membentuk planet berbatu hampir sejak pembentukannya 14 miliar tahun yang lalu," ujarnya.

Ilmuwan Temukan Planet Ekstrem, Terdapat Hujan Bebatuan dan Lautan Lahar

Jika kamu mengira planet yang kita tempati buruk, cobalah untuk pindah ke planet K2-141b.

Para ilmuwan telah menunjukkan apa yang mereka katakan sebagai salah satu planet paling ekstrem yang pernah ditemukan di tepi tata surya kita.

Lantas, seberapa ekstrem planet tersebut?

Melansir laman Travel and Leisure, planet K2-141b ini memiliki laut yang awalnya terbuat dari lava cair.

Selain itu, planet K2-141b juga mengalami hujan bebatuan dan memiliki angin supersonik.

“Studi ini adalah yang pertama membuat prediksi tentang kondisi cuaca di K2-141b yang dapat dideteksi dari jarak ratusan tahun cahaya dengan teleskop generasi berikutnya seperti James Webb Space Telescope,” kata Giang Nguyen, seorang mahasiswa PhD di York University, dan penulis utama studi tersebut.

Penulis juga mengatakan bahwa planet K2-141b memiliki siklus air seperti di Bumi yang menyebabkan air menguap dan naik ke atmosfer, lalu turun sebagai hujan, begit juga dengan natrium, silikon monoksida, dan silikon dioksida di K2-141b.

Artinya, uap mineral akan menguap dan kemudian jatuh lagi sebagai hujan namun bukan air melainkan bebatuan.

Meskipun ini mungkin tampak sangat liar, sebenarnya ini adalah proses yang mungkin telah dilalui Bumi juga.

“Semua planet berbatu, termasuk Bumi, dimulai sebagai dunia cair tetapi kemudian mendingin dan mengeras dengan cepat. Planet K2-141b memberi kita pandangan yang langka pada tahap evolusi planet ini,” kata Profesor Nicolas Cowan, yang mengawasi penelitian tersebut.

Di luar lautan yang mencair dan curah hujan berbatu, penulis juga menemukan bahwa sekitar dua pertiga planet ini berada di siang hari secara terus-menerus.

Halaman
123