TRIBUNTRAVEL.COM - Salah satu tersangka pemerkosaan dan pembunuhan pramugari di sebuah kamar hotel di Garden City Hotel, Filipina mengaku dirinya gay.
Pria yang dituduh menjadi tersangka dalam kematian pramugari PAL Express, Christine Angelica Dacera (23) tahun ini membantah telah melakukan pemerkosaan dan pembunuhan.
Polisi di Kota Makati, Filipina mendakwa 11 pria terkait dengan kematian pramugari Dacera pada 1 Januari 2021.
Dacera ditemukan tak bernyawa di bak mandi dengan tubuh memar.
Baca juga: Rayakan Tahun Baru Bersama Rekannya, Pramugari Ini Ditemukan Tewas di Bak Mandi Hotel
Melansir laman News.com.au, Rabu (6/1/2021), Pramugari PAL Express ini merayakan tahun baru di hotel mewah tersebut sebelum ditemukan meninggal dunia.
Sebelas pria yang berada di pesta malam itu dituduh melakukan pemerkosaan dan pembunuhan.
Tuduhan ini bersifat sementara sembari polisi menunggu hasil toksikologi.
Tetapi salah satu pria mengatakan bahwa dia dan rekannya yang dituduh tidak mungkin melakukan pemerkosaan dan membunuh wanita itu, karena mereka hanya tertarik pada pria.
Gregorio de Guzman mengatakan kepada media lokal bahwa semua orang yang bersama Dacera pada malam itu adalah anggota komunitas LGBT.
"Semua dari mereka gay," kata de Guzman dilansir dari ABS-CBN News.
"Kesan saya tentang dia adalah dia suka bergaul dengan kami anggota LGBT. Dia nyaman dengan kita. Sepanjang waktu dia merasa sangat nyaman dengan kita semua," ungkapnya.
Ia juga menambahkan, "Bagi saya, saya tidak pernah melakukan hubungan seksual dengan seorang wanita. Saya tidak pernah terangsang oleh seorang wanita. Selalu seorang pria. Banyak yang bisa bersaksi untuk itu."
Dacera yang ditemukan tidak sadarkan diri ini lantas dilarikan ke rumah sakit oleh ketika temannya pada tanggal 1 Januari 2021 pagi.
Sebelumnya mereka telah melakukan CPR, tetapi Dacera tidak merespon dan dinyatakan meninggal saat tiba di RS Makati.
Luka dan sperma diduga ditemukan di alat kelamin korban dan tubuhnya dipenuhi goresan dan memar.
Hasil otopsi menunjukkan kematian Dacera disebabkan oleh aneurisma aorta pecah.
Kepala polisi Makati, Kolonel Harold Depositar, mengatakan kepada Philippine Daily Inquirer bahwa aneurisma mematikan mungkin disebabkan oleh aktivitas yang sangat berat dan tingkat toksisitas alkohol yang tinggi.