Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Sejarah Pohon Natal, Bermula dari Jerman dan Dipercaya Dipopulerkan Ratu Inggris

Editor: Sinta Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi pohon Natal

TRIBUNTRAVEL.COM - Saat Hari Raya Natal, mereka yang merayakan biasa menghias pohon Natal di rumahnya.

Biasanya, pohon Natal dihias dengan lampu aneka warna, ornamen perayaan Natal, seperti patung rusa, Santa Klaus, dan bintang di pucuk pohon, serta susunan kado di bawah pohon.

Dapat dikatakan bahwa pohon Natal merupakan salah satu tradisi yang selalu ada dalam Hari Raya Natal selain acara bertukar kado.

Namun, mengapa pohon Natal erat kaitannya dengan Hari Raya Natal?

Pohon Natal modern bermula di Jerman

Pohon Natal modern yang kini dapat dilihat saat Hari Raya Natal tiba berasal dari Jerman, tepatnya barat Jerman.

Melansir Britannica, pada abad pertengahan terdapat sebuah pertunjukan teatrikal tentang Adam dan Hawa yang memiliki sebuah “pohon surga”.

Adapun, “pohon surga” merupakan pohon cemara yang digantungi buah apel sebagai melambangkan Taman Eden.

Pohon Natal (britannica.com)

Alhasil, pada 24 Desember yang merupakan hari raya keagamaan Adam dan Hawa, warga Jerman mendirikan pohon tersebut di rumah mereka.

Pada pohon tersebut, mereka menggantungkan wafer yang melambangkan tanda penebusan Kristus.

Namun dalam tradisi selanjutnya, mereka mengganti wafer dengan kue dalam berbagai bentuk.

Selain kue, ada juga liin yang melambangkan Kristus sebagai penerang dunia.

Tidak hanya pohon, warga Jeman saat itu juga memiliki sebuah konstruksi kayu berbentuk segitiga semacam piramida.

Piramida tersebut memiliki rak untuk menyimpan patung-patung Natal yang didekorasi dengan pepohonan hijau, lilin, dan sebuah bintang.

Pada abad ke-16, piramida tersebut bergabung dengan pohon cemara yang menghasilkan pohon Natal yang kini kerap dilihat masyarakat jelang Hari Raya Natal.

Halaman
123