Namun, penobatan Maha Vajiralongkorn hanya terjadi tiga tahun kemudian karena dia ingin negara terlebih dahulu meratapi ayahnya.

Maha Vajiralongkorn "menganggap tepat untuk memberikan jangka waktu bagi orang-orang untuk memberi penghormatan kepada mendiang Raja," kata Majelis Legislatif Nasional Thailand dalam pengumuman Oktober 2016 .

Penobatan yang ditunggu-tunggu, yang berlangsung pada Mei 2019, merupakan acara yang spektakuler.

Sekira1.300 orang dan gajah berpawai di dekat Grand Palace Thailand selama enam setengah jam, menurut South China Morning Post .

Seluruh prosesi dilaporkan merugikan pemerintah USD 31 juta.

Sebelumnya pada hari itu, Maha Vajiralongkorn juga mengenakan mahkota seberat 7,3 kg (16 pon) dengan berlian India di atasnya, South China Morning Post melaporkan.

Tiga hari sebelum penobatan, Maha Vajiralongkorn menikahi pasangan lama dan pengawal pribadinya dalam sebuah upacara kejutan.

Pernikahan tersebut merupakan kejutan karena istana tidak pernah mengakui hubungan romantis raja dengan Jenderal Suthida Vajiralongkorn sebelumnya.

Rekaman pernikahan menunjukkan Suthida berlutut dan membungkuk kepada raja sebelum duduk di sampingnya untuk menandatangani dokumen pernikahan di dalam Ampornsathan Throne Hall di Bangkok.

Bagian dari upacara itu juga melibatkan raja yang menuangkan air suci ke kepala Suthida, menurut BBC .

Ini adalah pernikahan keempatnya.

Pernikahan raja dengan Suthida memperkuat posisinya sebagai Ratu.

Dia bergabung dengannya di balkon istana selama perayaan kenaikannya.

Pada bulan Juli, raja juga menganugerahkan gelar Permaisuri Mulia kepada Sineenat Wongvajirapakdi, seorang mantan perawat tentara yang dipercaya sebagai pacar lama lainnya.

Cuplikan dari upacara juga menunjukkan raja memercikan air di wajah Wongvajirapakdi pada upacara tersebut, Insider dilaporkan sebelumnya.