Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Artefak Mesir yang Ditemukan dalam Kotak Cerutu Ini Ungkap Rahasia Piramida Agung Giza

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gambar selebaran yang dirilis oleh University of Aberdeen pada 16 Desember 2020 menunjukkan potongan kayu cedar yang awalnya ditemukan pada tahun 1872 di dalam Piramida Besar di Giza di Mesir dan baru-baru ini ditemukan kembali dalam koleksi museum Universitas Aberdeen setelah hilang selama lebih dari 70 tahun.

Dia dibantu oleh temannya, James Grant, lulusan dari University of Aberdeen.

Dixon mengambil bola dan kail, dan Grant mengambil kayu itu, kata pihak universitas.

Setelah kematian Grant pada tahun 1895, koleksinya diwariskan ke universitas, dan putrinya menyumbangkan "sepotong kayu cedar lima inci" pada tahun 1946.

Tetapi karena potongan kayu itu tidak pernah diklasifikasikan dengan benar, potongannya tetap tersembunyi selama beberapa dekade meskipun ada "pencarian ekstensif," sampai Eladany secara tidak sengaja menemukannya di koleksi Asia.

"Koleksi Universitas sangat besar bahkan mencapai ratusan ribu item, jadi mencarinya seperti menemukan jarum di tumpukan jerami," katanya.

"Aku tidak percaya ketika aku menyadari apa yang ada di dalam kaleng cerutu yang tampak tidak berbahaya ini."

TONTON JUGA:

Ada berbagai teori berbeda tentang tujuan kayu dan tanggal asalnya.

Beberapa peneliti mengira itu bagian dari alat ukur yang lebih besar, yang mereka yakini dapat memberikan petunjuk tentang bagaimana piramida yang menjulang tinggi itu dibangun.

Theguardian melaporkan, penemuan relik itu juga menimbulkan pertanyaan baru, karena penanggalan karbon telah menunjukkan bahwa kayu tersebut bisa saja berasal dari periode 3341-3094BC (sekitar 500 tahun lebih awal dari catatan sejarah) yang menyebutkan tanggal Piramida Besar pada masa pemerintahan Firaun Khufu pada tahun 2580 -2560BC.

Potongan kayu yang lebih besar asalnya, masih di dalam Piramida Agung Giza, terakhir kali dilihat oleh kamera robotik pada tahun 1993 dan sekarang tidak dapat dijangkau.

"Ini bahkan lebih tua dari yang kita bayangkan. Ini mungkin karena tanggal berkaitan dengan usia kayunya, mungkin dari bagian tengah pohon yang berumur panjang," kata Neil Curtis, Kepala Museum dan Koleksi Khusus di Universitas Aberdeen, dalam rilisnya.

"Atau, bisa jadi karena kelangkaan pohon di Mesir kuno, yang berarti kayu langka, berharga dan didaur ulang atau dirawat selama bertahun-tahun."

Dia menambahkan bahwa penemuan itu mungkin "menghidupkan kembali minat" pada relik tersebut.

Baca juga: Piramida Bosnia, Bukit Kontroversial yang Diklaim Buatan Manusia hingga Memiliki Kekuatan Mistis

Baca juga: Piramida Giza dan 5 Tempat di Bumi yang Bisa Dilihat Astronot dari Ruang Angkasa

Baca juga: Menilik Candi Sukuh, Ternyata Memiliki Bangunan yang Mirip dengan Piramida Suku Maya

Baca juga: Potret 9 Pyramids Lounge, Restoran Terbaru di Mesir yang Ada di Kawasan Piramida Giza

Baca juga: Ada Restoran di Area Piramida Mesir, Intip Keunikannya

(TribunTravel.com/Nurul Intaniar)