Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Artefak Mesir yang Ditemukan dalam Kotak Cerutu Ini Ungkap Rahasia Piramida Agung Giza

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gambar selebaran yang dirilis oleh University of Aberdeen pada 16 Desember 2020 menunjukkan potongan kayu cedar yang awalnya ditemukan pada tahun 1872 di dalam Piramida Besar di Giza di Mesir dan baru-baru ini ditemukan kembali dalam koleksi museum Universitas Aberdeen setelah hilang selama lebih dari 70 tahun.

TRIBUNTRAVEL.COM - Artefak yang hilang dari Piramida Agung Giza telah ditemukan dalam penemuan tak terduga di Universitas Aberdeen.

Asisten kuratorial, Abeer Eladany yang berasal dari Mesir saat itu sedang meninjau barang-barang koleksi museum University of Aberdeen ketika dia menemukan kotak cerutu yang ditandai dengan bekas bendera negaranya.

Di dalamnya terdapat beberapa serpihan kayu yang kemudian dia identifikasi sebagai pecahan kayu dari Piramida Besar yang telah hilang selama lebih dari satu abad.

Hanya tiga benda yang pernah ditemukan dari dalam Piramida Agung Giza yang dikenal sebagai "Dixon Relics", menurut University of Aberdeen.

Dua di antaranya yaitu bola dan kail yang sekarang disimpan di British Museum.

Tetapi objek ketiga, pecahan dari potongan kayu cedar yang jauh lebih besar, telah hilang selama lebih dari 70 tahun, tambah universitas tersebut, menurut laporan CNN.

Baca juga: Model dan Fotografer Ditangkap karena Lakukan Pemotretan Terlalu Seksi di Piramida Mesir

"Begitu saya melihat angka-angka dalam catatan Mesir kami, saya langsung tahu apa itu, dan itu secara efektif disembunyikan di depan mata dalam koleksi yang salah," kata Eladeny dalam siaran pers dari universitas.

Gambar selebaran yang dirilis oleh University of Aberdeen pada 16 Desember 2020 menunjukkan asisten kuratorial Abeer Eladany berpose dengan potongan kayu cedar yang awalnya ditemukan pada tahun 1872 di dalam Piramida Besar di Giza di Mesir dan baru-baru ini ditemukan kembali dalam koleksi museum Universitas Aberdeen setelahnya. (UNIVERSITY OF ABERDEEN / AFP)

"Saya seorang arkeolog dan telah mengerjakan penggalian di Mesir, tetapi saya tidak pernah membayangkan di sini di timur laut Skotlandia bahwa saya akan menemukan sesuatu yang begitu penting bagi warisan negara saya sendiri."

Piramida Agung Giza berdiri setinggi 139 meter (sekitar 455 kaki) dan dibangun sekitar 4.500 tahun yang lalu.

Ini yang terbesar dari kelompok piramida di Giza, yang tertua dari Tujuh Keajaiban Dunia Kuno, dan daya tarik wisata utama.

Piramida tersebut memiliki terowongan sempit, di mana sulit untuk dilalui orang-orang jika ingin mendaki.

Pada abad ke-18 dan 19, para arkeolog dan peneliti biasa mencoba menerobos masuk ke ruang-ruang di dalamnya, lapor CNN.

Untuk menghindari kerusakan lebih lanjut pada struktur kuno, arkeolog modern sekarang menggunakan teknologi seperti robot dan kamera jarak jauh untuk menjelajahi interiornya di Piramida Agung Giza.

Mereka sejauh ini hanya mendapatkan akses ke tiga ruang yang diketahui.

Peninggalan tersebut pertama kali ditemukan pada tahun 1872 di dalam Kamar Ratu Piramida oleh insinyur Waynman Dixon.

Halaman
12