Gamil terdengar berulang kali mengatakan dalam bahasa Arab, "Saya mengandalkan Tuhan." karena itu menandakan co-pilot melakukan bunuh diri.
Namun, otoritas Mesir menolak teori ini sepenuhnya.
Mereka menemukan bahwa kegagalan mekanisme kontrol menyebabkan kejadian fatal.
Bentrokan teori antara pihak berwenang Amerika dan Mesir ini menyebabkan kebingungan tentang penyebab kecelakaan itu.
4. Selama latihan, sebuah B47 Stratojet bertabrakan dengan pesawat lain.
Setelah hampir tujuh jam latihan, pesawat B-47 Stratojet terbang di atas Hampton County, AS pada 2 Februari 1958.
Mayor Howard Richardson mengemudikan pesawat tersebut.
Tiba-tiba, pesawat tersebut bertabrakan dengan jet F-86 Sabre USAF.
Howard, di pesawat B-47, mencoba mendaratkan pesawatnya dengan selamat.
Howard segera menyadari dia perlu meringankan bebannya untuk meningkatkan peluangnya mendarat dengan selamat.
Beban itu adalah bom hidrogen hampir 4 ton.
Pesawat B-47 berhasil mendarat hanya dalam satu kali percobaan, setelah Howard membuang bom tersebut.
Hal ini menyebabkan pencarian besar-besaran bom hidrogen di Samudra Atlantik.
Sementara beberapa mengklaim bom itu berfungsi penuh, yang lain mengatakan bahwa itu dinonaktifkan.
Pada 16 April, militer mengumumkan pencarian tidak berhasil.
Pada 2004, pensiunan Letnan Kolonel Derek Duke mengklaim telah menemukan kemungkinan tempat peristirahatan bom tersebut.
Namun, hingga saat ini bom tersebut belum ditemukan.
5. Hilangnya Lima pesawat pembom torpedo TBM Avenger
Lima pembom torpedo TBM Avenger, secara kolektif disebut "Flight 19" lepas landas dari sebuah stasiun udara di Florida pada 5 Desember 1945.
Mereka akan melakukan uji coba pengeboman.
Letnan Charles C. Taylor memimpin misi tersebut.
Pesawat-pesawat itu terbang dengan mulus, tanpa gangguan apapun.
Tepat sebelum mereka kembali, Flight 19 menjatuhkan bom latihan mereka.
Namun, ketika mereka berbelok ke utara untuk menempuh tahap kedua dari perjalanan, mereka mendapati diri mereka dalam situasi yang aneh.
Charles merasa kompasnya telah berhenti bekerja.
Dia memberi tahu pihak berwenang pesawat Flight 19 mungkin terbang ke arah yang salah.
Kesulitan mereka bertambah ketika hujan mulai turun disertai angin kencang dan awan.
Charles memerintahkan pesawat untuk bergerak ke timur.
Jadi, pesawat lain mengikutinya.
Namun, pada malam hari, tidak ada satu pun pesawat yang bisa dihubungi.
Pesawat pencari mencoba mencari patroli yang hilang tetapi tidak terjadi apa-apa.
Hilangnya ini menyebabkan munculnya banyak teori seputar Segitiga Bermuda.
Pada 2007, Peter Leffe, pakar penerbangan, mengaku telah memecahkan kasus tersebut.
Dia merasa Charles bingung dengan lokasinya dan membuat keputusan yang salah.
Ini karena kesalahannya sehingga semua pesawat menghilang.
Namun, belum ada pernyataan resmi yang dirilis mengenai hilangnya mereka, menjadikannya satu misteri penerbangan terbesar yang belum terpecahkan.
Baca juga: Sebelum Naik Pesawat, Ketahui 6 Tips Berpakaian di Penerbangan Ini
Baca juga: Maskapai Alitalia Sukses Lakukan Penerbangan Bebas Karantina Pertama dari Amerika Menuju Eropa
Baca juga: Jadwal dan Rute Penerbangan Internasional Garuda Indonesia Desember 2020
Baca juga: Diserang Kawanan Lebah, 2 Pesawat Ini Terpaksa Tunda Penerbangan hingga 1 Jam
Baca juga: Pengawas Bandara Positif Covid-19, Ratusan Penerbangan Ditunda dan Dibatalkan
Ambar Purwaningrum/TribunTravel