TONTON JUGA:
Perubahan citra pariwisata
Sementara Arab Saudi sedang dalam proses mengubah posisinya sebagai tujuan wisata, negara Timur Tengah masih relatif baru di kancah pariwisata internasional yang lebih dikenal karena undang-undang konservatifnya yang membatasi kebebasan perempuan, dan tentang sejarah hak asasi manusia.
Negara ini hanya terbuka dengan baik untuk turis internasional pada musim gugur 2019, melalui program visa baru.
Dengan berekspansi ke pariwisata, Arab Saudi berharap dapat mengurangi ketergantungannya pada minyak, mendiversifikasi ekonomi, dan mempromosikan identitas nasionalnya.
Di samping Sharaan, ada proyek pariwisata besar lainnya yang sedang dikerjakan, termasuk Proyek Laut Merah, sebuah rencana untuk mengubah sebagian besar pantai barat Saudi menjadi gurun, pulau, dan resor pegunungan lengkap dengan bandaranya sendiri.
Yang juga sedang dibangun adalah Qiddiya, yang terletak di dekat Riyadh, yang disebut sebagai kota hiburan terbesar di dunia dan akan menampilkan cabang taman hiburan Six Flags dan roller coaster tercepat di dunia.
Komisi Kerajaan untuk Al-Ula mengatakan dalam sebuah pernyataan online bahwa pengembangan Sharaan "akan berkontribusi pada ekonomi lokal dan PDB keseluruhan Arab Saudi, meningkatkan ekonomi pariwisata dengan membawa wisatawan yang tertarik untuk mengalami warisan budaya dan alam Al- Ula."
Baca juga: Pusat Menyelam Indonesia Ini Raih Penghargaan Resor Selam Terbaik di Dunia 2020
Baca juga: Menginap di Resor Mewah Maldives Selama 1 Tahun, Tarifnya Lebih dari Rp 400 Juta
Baca juga: Resor di Maldives Tawarkan Paket All You Can Stay Seharga Rp 400 Jutaan
Baca juga: Harga Tiket Masuk Chevilly Resort and Camp, Tempat Wisata di Bogor yang Punya Banyak Spot Menarik
Baca juga: Tarif Menginap di Nihi Sumba, Resor Mewah di NTT yang Jadi Lokasi Liburan Gisel dan Gempi
(TribunTravel.com/Nurul Intaniar)
Baca tanpa iklan