Diyakini, penyebab utama kematian dan cedera paus pada umumnya terjadi karena adanya interaksi dengan manusia termasuk serangan kapal dan belitan alat tangkap.
NOAA memposting rilis berita pada Senin, di hari yang sama saat mereka mengumumkan kematian anak paus sikat.
Rilis berita itu juga untuk memperingatkan pelaut agar waspada saat paus bermigrasi hampir 1.000 mil di sepanjang Pantai Atlantik.
Organisasi tersebut mendesak pelaut untuk waspada, memperlambat dan memberi paus yang terancam punah ini banyak ruang.
Mereka juga meminta semua nelayan untuk melepaskan peralatan yang tidak digunakan dari laut untuk membantu menghindari keterikatan, menurut rilis tersebut.
TONTON JUGA:
Populasi Betina Berkurang
Musim beranak sangat penting bagi spesies paus langka untuk memperbanyak kembali jumlah populasinya.
Populasi paus sikat betina menyusut karena belitan dan serangan kapal, menurut NOAA.
Hanya ada sekira 100 betina yang tersisa.
Paus tidak mencapai kematangan reproduksinya sampai sekitar 10 tahun, menurut Oceana, sebuah kelompok advokasi samudra nirlaba.
Dan mereka biasanya hanya menghasilkan satu anak setelah satu tahun hamil setiap tiga sampai lima tahun.
Tetapi NOAA telah memperhatikan bahwa sekarang rata-rata, betina melahirkan anak setiap enam sampai 10 tahun.
Salah satu alasan mengapa ahli biologi percaya bahwa betina lebih jarang melahirkan, menurut NOAA, adalah tekanan tambahan yang ditimbulkan oleh keterikatan pada paus.
Hanya ada 22 kelahiran, yaitu sekitar sepertiga dari rata-rata angka kelahiran tahunan, dalam tiga musim beranak terakhir, menurut NOAA.