Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Mengapa Pesawat Tidak Terbang di Atas Kutub Selatan? Ini Penjelasannya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi kutub selatan

TRIBUNTRAVEL.COM - Kutub Selatan selalu memilki reputasi daratan yang ekstrem.

Cuaca dingin dan tempat yang penuh dengan es bergunung-gunung, dan umumnya tidak terlalu ramah bagi manusia.

Ketika terbang tinggi dengan pesawat, tentu tak perlu mengkhawatirkan apa yang terjadi di daratan tersebut.

Kendati demikian, ternyata pesawat sangat jarang melintasi Kutub Selatan.

Baca juga: Cocok untuk Cari Jodoh, Maskapai Ini Tawarkan Kencan Buta di Pesawat

Jika pernah, itu merupakan penerbangan yang tak biasa, mengapa demikian?

Pesawat Bisa Terbang di Kutub Selatan, Tapi Jarang Dilakukan

Secara historis, terbang dekat atau di atas Kutub Selatan dikesampingkan oleh aturan Extended Operations (ETOPS).

Melansir Simple Flying, Jumat (20/11/2020), ETOPS mengatur seberapa jauh pesawat dapat terbang dari bandara.

Untuk waktu yang lama, aturannya 180 menit untuk pesawat bermesin ganda.

Durasi tersebut ditingkatkan menjadi 330 menit (atau 5,5 jam) pada awal dekade terakhir untuk pesawat modern dengan mesin yang baru dan lebih andal.

Itu berarti pesawat jarak jauh modern dapat melintasi Antartika dan mendarat di bandara terdekat dengan durasi maksimal 330 menit.

Lantas, apa yang menghentikan pesawat untuk melakukannya?

Pertama, kurangnya permintaan untuk melakukannya.

Lalu lintas penerbangan jauh lebih sedikit di belahan bumi selatan dibandingkan dengan belahan bumi utara.

Misalnya, belahan bumi selatan tidak memiliki rute sub kutub yang biasanya menjadi rute sibuk antara Amerika Utara dan Asia.

Halaman
123