Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Taman Festival Bali, Dulu Tempat Wisata yang Mewah, Kini Terbengkalai dan Menyeramkan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gung Yudha saat berjalan di Taman Festival Bali, Denpasar, Bali

Sisanya pepohonan besar mengambil alih bangunan.

Akarnya memeluk setiap tembok di sana yang telah dilukis mural oleh orang tak dikenal.

“Dalam ingatan masa kecil kami, wahana di sini menjadi mimpi dari wisata Bali yang luar biasa. Namun kini, nampaknya lebih kepada mimpi buruk karena suasananya berbeda,” jelas pria yang juga sutradara ini kepada Tribun Bali, Rabu (18/11/2020).

Perasaan ceria hilang ditelan gelombang ketakutan dari suasana yang kian gelap di sana.

Sinar matahari ditutupi rindangnya pepohonan besar dengan akar keluar dari tanah.

Gung Yudha, sapaan akrabnya, bisa merasakan aura berbeda ketika masuk ke lokasi ini.

“Bahkan kami kerap mendapat pandangan intens dari penghuni bangunan, lalu samar-samar terdengar suara tawa kecil mungkin dari memedi setempat,” katanya.

Walau demikian, ia melihat ada sebuah tempat persembahyangan di dalam area Taman Festival Bali ini.

“Teman saya berjumpa sesosok pria tua, berjanggut putih, dan berpakaian serba putih di sana. Pria ini hanya melihat kami, tidak berniat jahat,” ungkapnya.

Perjalanan demi perjalanan dilaluinya, ia tetap berdoa dalam hati agar tidak diganggu.

 

Sebelumnya pun ia telah menghaturkan canang berisi rarapan meminta izin kepada penunggu setempat agar tetap selamat saat mengeksplorasi.

Ia naik ke tangga yang penuh dengan sampah daun dan ranting kering.

Lalu masuk ke pintu tanpa daunnya, hanya tembok tanpa atap dan di lantai sudah ditumbuhi rumput liar.

“Mungkin saja, di Taman Festival Bali ini tidak sesuai dan selaras antara keinginan manusia dengan penunggu tempat tersebut,” katanya.

Namun, walau terkenal angker dan mistis, banyak kaula muda yang kerap datang ke lokasi ini.

Halaman
1234