TRIBUNTRAVEL.COM - Banyak dari kalian mungkin mengira bahwa seluruh wilayah di bumi pernah dilintasi pesawat.
Namun, ternyata masih ada beberapa kawasan yang sangat jarang dilintasi pesawat seperti Arktik, Antartika, dan Himalaya.
Bukannya pesawat terbang tidak pernah terbang di atas area ini, namun untuk alasan keamanan, mereka umumnya memilih untuk tidak melakukannya.
Kali ini, kita akan melihat mengapa pesawat menghindari terbang di atas Himalaya.
Baca juga: Pesawat Tabrak Seekor Beruang hingga Mati saat Mendarat di Bandara
Melansir laman Simple Flying, Rabu (18/11/2020), secara teknis banyak pesawat modern dapat terbang melintasi Himalaya.
Tapi itu adalah wilayah yang sangat luas, panjangnya lebih dari 2.300 kilometer dengan ketinggian rata-rata lebih dari 6.000 meter.
Puncak tertinggi adalah Everest, dengan ketinggian 8.848 meter, yang berarti maskapai penerbangan komersial tidak dapat terbang di bawah tingkat penerbangan FL310 di sekitarnya.
Fakta itu segera mengesampingkan banyak jenis pesawat modern pada penerbangan jarak jauh, seperti Boeing 777-300.
Himalaya juga termasuk dalam wilayah perbatasan yang sensitif secara politik.
China sangat membatasi akses pesawat komersial di atas Tibet, umumnya hanya mengizinkan maskapai penerbangan China untuk terbang melewati wilayah tersebut.
Baik militer China maupun India melakukan latihan ekstensif di dalam dan sekitar Himalaya, dan mungkin ada lalu lintas militer yang cukup besar di daerah tersebut.
Kendala lain adalah kurangnya medan datar, yang berarti peluang untuk pendaratan darurat sangat sedikit dan jarang.
Hanya ada dua bandara yang layak di wilayah tersebut, Lhasa dan Kathmandu.
Bandara Gonggar Lhasa memiliki landasan pacu 4.000 meter, dan Bandara Internasional Tribhuvan Kathmandu memiliki landasan pacu 3.350 meter.
Ini bukan berarti pesawat komersial tidak pernah terbang di atas Himalaya.