Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Pria Ini Mengaku Atap Rumahnya Kejatuhan Bongkahan Urin Beku dari Pesawat

Penulis: Nurul Intaniar
Editor: Abdul Haerah HR
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi es batu atau ice cube, Minggu (15/11/2020).

TRIBUNTRAVEL.COM - Ketika bepergian naik pesawat, pernahkah kamu bertanya-tanya ke mana limbah kotoran dari toilet itu akan dibuang?

Dugaan yang masih menjadi teka-teki, jika semua limbah kotoran akan dibuang keluar melalui bagian bawah pesawat dan dibiarkan hilang sendiri.

Tapi ada juga yang mengatakan bukan demikian.

Melansir dari Kompas.com, Cabin Engineer Garuda Maintenance Facilities (GMF) Aero Asia Aulia Athar mengatakan, limbah lavatory pesawat ini tak sembarang dialirkan.

Menurut dia, ada dua sistem dalam pengolahan limbah lavatory pesawat.

Untuk pesawat besar, biasanya lavatory menggunakan vaccum system.

Baca juga: Alami Kesulitan Tidur di Pesawat? Ini 4 Tips yang Harus Diketahui

Sementara itu, untuk pesawat kecil, menggunakan recirculating system.

Menurut laporan Dailystar, pesawat modern dirancang untuk bisa menampung limbah kotoran di dalam tangki.

Ilustrasi toilet pesawat. (Reader's Digest)

Limbah kotoran tersebut nantinya akan diturunkan saat pesawat melakukan pendaratan.

Namun terkadang ada yang tidak demikian, hingga limbah kotoran bisa lolos begitu saja dari pesawat yang disebut dengan "blue ice" alias es biru.

Kasus seperti ini pernah terjadi sebelumnya, di mana rumah seorang peternak kena jatuhan bongkahan es biru.

Andy dan Gaynor Swann, mereka tinggal di peternakan Stocking.

Andy dan Gaynor berada di sebuah taman pada 2006 ketika sebongkah batu es selebar 18 inchi jatuh ke atap rumah mereka.

Bongkahan batu es yang diduga urin beku tersebut jatuh sekitar 4 kaki atau 1,2 meter dari tempat Andy berdiri.

Pada saat itu, Andy mengatakan, "Ada ledakan besar dan itu menghantam bubugan ubin di atap, lalu di teras rumah".

Halaman
123