Akhirnya, keadaan tersebut mendorong penjual untuk memberikan porsi lebih banyak.
Kedua, di setiap tempat, nasi bungkusan telah memiliki standar tersendiri.
Di Jakarta misalnya, ada patokan berapa centong nasi untuk pengunjung yang pesan untuk dibawa pulang atau take away.
"Entah kenapa, memang sudah ada patokan banyaknya nasi untuk dibungkus. Besarnya akan lebih bangus jika nasinya sekian centong. Jadi memikirkan estetikanya juga," jelas Reno.
Oleh sebab itu, mereka yang nasinya dibawa pulang pasti akan mendapat beberapa 'bonus'.
Jika pesannya nasi dan ayam, maka akan mendapatkan 'bonus' seperti kuah kari, sayur nangka, daun singkong rebus, sambal hijau.
"Kalau nasinya banyak dan lauknya cuma satu, sepertinya ada yang kurang. Orang Padang paham betul itu," tambah wanita yang kini berbisnis Rendang Uni Farah itu.
Selain itu, ada pula yang beranggapan bahwa banyaknya porsi Nasi Padang yang dibawa pulang karena sebagai kompensasi biaya pelayanan.
Ketika memesan makanan untuk dibawa pulang, penjual menganggap pelayanan yang dikeluarkan tidak sebesar pada para pelanggan yang makan di tempat.
Belum lagi soal penggunaan sabun cuci piring.
Jika kamu memilih untuk makan di tempat pasti akan membutuhkan biaya untuk pencuciannya.
Sehingga, apabila kamu memesan makanan untuk dibawa pulang itu akan mengurangi biaya pencucian.
Namun, meski demikian, ada pula rumah makan Padang yang memilih untuk menambahkan harga pada makanan yang dibawa pulang.
Ada restoran yang tidak menerapkan penambahan harga untuk nasi yang dibungkus.
Namun, ada pula yang menarik tambahan harga untuk nasi yang dibungkus.