"Indonesia saat ini masyarakatnya sebagai pemakan bakmi terbesar kedua setelah China.
Jenis bakmi yang ada di Indonesia sangat beragam.
Hal ini dilatari dari adanya perpaduan budaya ketika bakmi dikenalkan oleh orang-orang dari China dengan selera masyarakat masing-masing daerah.
"Dari Aceh ada Mie Aceh, Mie Medan Mie Jawa, Mie Godok, Mie Pontianak dan daerah lainnya yang punya semacam bakmi khas. Maka tak heran bakmi sudah sangat familiar bagi masyarakat kita," ungkapnya.
Adapun perkembangan bakmi di Indonesia, kata Anton, terbilang signifikan.
Dengan munculnya beragam varian topping yang membuat citarasa bakmi jadi beragam.
"Sejak tiga tahun terakhir pengembangannya sangat beragam, khususnya pada toppingnya. Jenis toppingannya itu tergantung ide kreatifitas masing-masing pedagang," imbuhnya.
Baru sebulan
Anton mengungkapkan, meskipun baru sebulan berdiri, Mie Sapi AG racikannya itu sudah banyak diminati.
Anton menyebut, untuk mendapatkan racikan bumbu yang tepat, ia melakukan berbagai percobaan.
Selama beberapa bulan ia terus mencari racikan yang tepat.
"Beberapa kali saya coba racik bumbunya, tidak langsung jadi. Butuh waktu beberapa bulan.Terus berinovasi. Sampai akhirnya menemukan racikan yang tepat seperti sekarang," ungkapnya.
Untuk menambah citarasa, Anton memproduksi mie sendiri.
Adapun untuk daging sapinya, ia mencari daging dengan kualitas terbaik.
"Memang banyak mie yang sudah jadi, tinggal beli. Tapi biar kualitas mie cocok dengan racikan bumbu, saya buat sendiri mienya," sebut Anton.
Soal harga, Anton mengakui awalnya ia dilemma.