TRIBUNTRAVEL.COM - Kita semua mungkin pernah melihat pesawat modifikasi Boeing 747 berwarna biru dan putih yang membawa presiden Amerika Serikat (AS).

Pesawat tersebut dikenal dengan sebutan Air Force One.

Melansir Simple Flying, Senin (9/11/2020), Air Force One adalah panggilan dari setiap pesawat yang membawa presiden AS.

Lebih dari sekedar pesawat angkut, pesawat ini adalah kantor dan tempat tinggal yang lengkap untuk presiden, dengan ruang kerja untuk staf dan bahkan kontingen pers.

Baca juga: Hati-hati saat Naik Pesawat, Pilot Ungkap Risiko Turbulensi Makin Kuat karena Alasan Ini

Pesawat kepresidenan awal

Boeing 747 biru dan putih yang ikonik memang sangat identik dengan panggilan Air Force One.

Pesawat ini baru diperkenalkan pada tahun 1990, dan tentu saja, presiden AS telah terbang jauh sebelum itu.

Presiden pertama yang mengudara adalah Theodore Roosevelt, meskipun dia telah meninggalkan kantor pada saat itu.

Pada bulan Oktober 1910, dia terbang untuk menghadiri pekan raya di Kinloch Field di Missouri sebagai penumpang di pesawat Wright Flyer.

Ini hanya berselang tujuh tahun setelah Wright Bersaudara melakukan penerbangan bertenaga pertama dengan Wright Flyer pendahulunya.

Sebelum Perang Dunia Kedua, perjalanan udara presiden jarang terjadi.

Penerbangan, ketika itu benar-benar terjadi, dilakukan dengan pesawat komersial.

Franklin Roosevelt menjadi Presiden pertama yang terbang (menurut Museum Nasional Angkatan Udara AS).

Dia terbang ke Maroko pada tahun 1943 dengan pesawat Boeing 314 Pan American World Airways.

Air Force One memiliki banyak fitur khusus

Pesawat ini memiliki banyak fitur yang mengesankan.

Diantaranya memiliki tindakan pencegahan pertahanan untuk mengganggu rudal, teknologi untuk mengganggu radar, dan fasilitas komunikasi yang luas.

Masih banyak fitur di pesawat ini, dan tentu saja itu tetap dirahasiakan.

Tidak seperti Boeing 747 lainnya, pesawat ini juga menambahkan kemampuan untuk mengisi bahan bakar dalam pesawat.

Ini berguna tidak hanya untuk penerbangan yang lebih lama tetapi juga untuk menjaganya tetap mengudara jika terjadi keadaan darurat di darat.

Fasilitas Air Force One

VC-25A menawarkan ruang seluas 4.000 kaki persegi.

Ini sejatinya adalah Gedung Putih di langit, dengan ruang tidur dan ruang kerja untuk keluarga presiden, ruang konferensi, area kerja dan pertemuan untuk staf, dan bagian pers.

Dek atas adalah untuk kru, di belakang kokpit terdapat ruang kru dan pusat komunikasi lengkap.

Ruang ini menangani komunikasi di pesawat dan darat serta banyak sistem pertahanan pesawat.

Dek utama adalah untuk presiden, staf, tamu, dan pers.

Protokolnya adalah bahwa penumpang dapat bergerak ke belakang dari lokasi tempat duduk mereka, tetapi tidak dapat maju.

Selain itu, ada banyak keamanan Secret Service di seluruh dek untuk memberlakukan ini.

Di hidung pesawat ada kamar pribadi untuk presiden dan keluarganya.

Ini telah menjadi fitur sejak Nixon memperkenalkannya pada 747.

Di belakang suite ini adalah kantor Presiden, dengan kursi besar, meja, dan sofa untuk para tamu.

Setelah peristiwa 11 September , ditambahkan teknologi untuk menyapa negara dari udara (pada hari itu, pesawat harus mendarat agar presiden bisa memberi alamat).

Berikutnya adalah kamar besar untuk keperluan medis.

Air Force One selalu terbang dengan dokter dan perawat di dalamnya.

Di sepanjang koridor terdapat banyak kantor, termasuk ruang untuk staf senior dan ruang konferensi dengan delapan kursi besar.

Di luar ini ada beberapa kabin terpisah untuk staf kantor, tamu undangan, dan pers yang bepergian dengan presiden.

Baca juga: Penumpang Berkelahi di Kabin, Pesawat Lakukan Pendaratan Darurat

Baca juga: Pilot Ibu dan Putrinya Ini Kerja Bersama Menerbangkan Pesawat Penumpang Komersial

Baca juga: Kenakan Baju Seksi dan Vulgar, Ini Cerita Penumpang yang Terancam Diturunkan Paksa dari Pesawat

Baca juga: Tabrak Mobil dan Minta Maaf, Supir Truk Ini Dapat Tiket Pesawat Gratis Sebagai Hadiah Kejujurannya

Baca juga: Maskapai Ini Tawarkan Pengalaman Menikah di Pesawat pada Ketinggian 30.000 Kaki

(TribunTravel.com/Muhammad Yurokha M)