Candi Hindu yang didirikan pada akhir abad ke-15 ini berbentuk trapesium atau menyerupai punden berundak.
Hal lain yang membuat bangunan Candi Sukuh berbeda adalah tempat sucinya yang berada di bagian paling tinggi dan paling belakang.
Jika diperhatikan, bangunan Candi Sukuh itu lebih mirip dengan piramida suku Maya di Meksiko atau piramida suku Inca di Peru.
Pengaruh Hindu Memudar
Candi ini didirikan pada akhir abad ke-15. Pada saat itu, pengaruh Hindu mulai memudar, karena Kerajaan Majapahit juga mulai runtuh.
Hal itulah yang membuat unsur-unsur pra-Hindu “hidup kembali” dalam arsitektur Candi Sukuh.
Di Tempat Tinggi
Kebanyakan candi didirikan di pegunungan atau dataran tinggi. Kenapa begitu?
Masyarakat zaman dulu percaya, bahwa tempat yang tinggi bisa membuat mereka lebih dekat dengan Yang Maha Kuasa.
Karena alasan itulah, banyak candi didirikan di dataran tinggi atau daerah pegunungan.
Hal itu juga yang menyebabkan candi berada jauh dengan pusat-pusat kerjaan kuno di Indonesia.
Candi ini berdiri pada ketinggian 910 mdpl, memiliki luas lebih dari 5.500 meter persegi, dan terdiri dari tiga teras bersusun.
Candi ini ditemukan pada tahun 1815 oleh Jhonson, Residen Surakarta pada masa pemerintahan Raffles.
Candi Sukuh pernah dipugar dua kali, pertama oleh Dinas Purbakala Belanda (1917) dan kedua oleh departemen Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia (1970-an).
Baca juga: Nikmati Sarapan di Kompleks Candi Borobudur, Bisa Lihat Gunung Merapi dan Perbukitan Menoreh
Baca juga: Candi Borobudur dan Daftar Tempat Wisata di Kabupaten Magelang yang Telah Buka Kembali
Baca juga: Mulai 1 Oktober, Candi Sukuh dan Candi Cetho Bakal Dilengkapi e-Ticketing
Baca juga: 4 Spot Foto Instagramable di Candi Plaosan, Makin Estetik Dinikmati saat Sore Hari
Baca juga: Candi Mendut dan Pawon di Magelang Kembali Dibuka, Wisatawan Wajib Patuhi Protokol Kesehatan
Artikel ini telah tayang di Bobo.grid.id dengan judul "Candi Sukuh, Mirip Piramida Suku Maya"