Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Menilik Candi Sukuh, Ternyata Memiliki Bangunan yang Mirip dengan Piramida Suku Maya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Candi Sukuh, Ngargoyoso, Karanganyar

TRIBUNTRAVEL.COM - Di mata dunia Indonesia memiliki sejumlah julukan, satu di antaranya adalah negeri seribu candi.

Tak mengherankan, karena Indonesia memang memiliki beragam candi yang tersebar di berbagai wilayah.

Candi merupakan bangunan yang berdiri sendiri atau berkelompok.

Rata-rata candi itu didirikan pada abad ke-5M hingga ke-16M.

Baca juga: Paket Wisata Baru Candi Borobudur, Bisa Kulineran Sambil Nikmati View Gunung Merapi dan Merbabu

Kata candi berasal dari kata “candika” yang berarti dewi maut.

Kata candika itu merupakan nama/julukan milik Dewi Durga (Permaisuri Dewa Siwa).

Candi Sukuh

Dari sekian banyak candi di Indonesia, salah satunya adalah Candi Sukuh.

Bangunan bersejarah ini terletak di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Tepatnya di lereng sebelah barat Gunung Lawu.

Menurut para ahli, Candi Sukuh didirikan untuk menangkal/melepaskan kekuatan buruk yang memengaruhi kehidupan seseorang.

Pendapat itu didasarkan pada relief-relief yang memuat cerita pengruwatan (upacara pengusiran kekuatan negatif).

Menyimpang dari Ketentuan

Menurut Wastu Widya (kitab pedoman untuk membuat bangunan suci Hindu), sebuah candi harus berdenah bujur sangkar (segi empat) dan bagian sucinya terletak di tengah.

Nah, bangunan Candi Sukuh sedikit berbeda.

Candi Hindu yang didirikan pada akhir abad ke-15 ini berbentuk trapesium atau menyerupai punden berundak.

Hal lain yang membuat bangunan Candi Sukuh berbeda adalah tempat sucinya yang berada di bagian paling tinggi dan paling belakang.

Jika diperhatikan, bangunan Candi Sukuh itu lebih mirip dengan piramida suku Maya di Meksiko atau piramida suku Inca di Peru.

Candi Sukuh (Tribun Jateng/Irzal Adiakurnia)

Pengaruh Hindu Memudar

Candi ini didirikan pada akhir abad ke-15. Pada saat itu, pengaruh Hindu mulai memudar, karena Kerajaan Majapahit juga mulai runtuh.

Hal itulah yang membuat unsur-unsur pra-Hindu “hidup kembali” dalam arsitektur Candi Sukuh.

Di Tempat Tinggi

Kebanyakan candi didirikan di pegunungan atau dataran tinggi. Kenapa begitu?

Masyarakat zaman dulu percaya, bahwa tempat yang tinggi bisa membuat mereka lebih dekat dengan Yang Maha Kuasa.

Karena alasan itulah, banyak candi didirikan di dataran tinggi atau daerah pegunungan.

Hal itu juga yang menyebabkan candi berada jauh dengan pusat-pusat kerjaan kuno di Indonesia.

Candi ini berdiri pada ketinggian 910 mdpl, memiliki luas lebih dari 5.500 meter persegi, dan terdiri dari tiga teras bersusun.

Candi ini ditemukan pada tahun 1815 oleh Jhonson, Residen Surakarta pada masa pemerintahan Raffles.

Candi Sukuh pernah dipugar dua kali, pertama oleh Dinas Purbakala Belanda (1917) dan kedua oleh departemen Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia (1970-an).

Baca juga: Nikmati Sarapan di Kompleks Candi Borobudur, Bisa Lihat Gunung Merapi dan Perbukitan Menoreh

Baca juga: Candi Borobudur dan Daftar Tempat Wisata di Kabupaten Magelang yang Telah Buka Kembali

Baca juga: Mulai 1 Oktober, Candi Sukuh dan Candi Cetho Bakal Dilengkapi e-Ticketing

Baca juga: 4 Spot Foto Instagramable di Candi Plaosan, Makin Estetik Dinikmati saat Sore Hari

Baca juga: Candi Mendut dan Pawon di Magelang Kembali Dibuka, Wisatawan Wajib Patuhi Protokol Kesehatan

Artikel ini telah tayang di Bobo.grid.id dengan judul "Candi Sukuh, Mirip Piramida Suku Maya"