Perlahan lahan, kawasan yang dulunya rata dengan tanah akibat luncuran awan panas erupsi kala itu, mulai kembali ditumbuhi pohon pohon dan aktivitas perekonomian warga juga mulai bangkit.
Keragaman hayati dan keindahan alam Gunung Merapi memang menjadi daya pikat tersendiri bagi mereka yang gemar kegiatan outdoor seperti hiking ataupun mendaki gunung.
Bila pernah mendaki Gunung Merapi, pendaki tak akan melihat tumbuhan vegetasi di bagian puncak tidak lantaran aktivitas gunung api ini yang tinggi.
Jenis tumbuhan di bagian teratas bertipe alpina khas pegunungan Jawa, seperti Rhododendron dan edelweis Jawa.
Di bawahnya, terdapat hutan bambu dan tumbuhan pegunungan tropika.
TONTON JUGA:
Sedangkan, hutan hujan tropis pegunungan di lereng selatan Merapi merupakan tempat salah satu forma anggrek endemik Vanda tricolor 'Merapi' yang langka.
Lereng Merapi sisi barat daya, khususnya di bawah 1.000 m, adalah tempat asal dua salak unggul nasional, yaitu salak 'Pondoh' dan 'Nglumut'.
Rute pendakian
Gunung Merapi menjadi salah satu tujuan pendakian yang populer di kalangan para penggemar mendaki gunung
Salah satu jalur pendakian yang populer dan mudah diakses adalah melalui lereng sisi utara yang masuk dalam wilayah Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, tepatnya di Desa Plalangan, Selo, Boyolali.
Desa ini terletak di antara Gunung Merapi dan Gunung Merbabu.
Pendakian melalui Selo memakan waktu kurang lebih sekitar 4 hingga 5 jam untuk sampai ke puncak.
Jalur pendakian lain yang tak kalah populer adalah melalui lereng sisi selatan, yakni masuk wilayah Kaliurang, Kecamatan Pakem, Sleman, Yogyakarta.
Jalur ini memang lebih terjal sehingga memakan waktu lebih lama daripada jalur pendakian melalui Selo, yakni sekitar 6 hingga 7 jam hingga ke puncak.