TRIBUNTRAVEL.COM - Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mengumumkan bahwa status Gunung Merapi naik dari tingkat waspada (level II) menjadi tingkat siaga (level III), Kamis (5/11/2020).
Naiknya status tersebut telah melewati evaluasi data pemantauan yang diprakirakan aktivitas vulkanik masih berlanjut dan bisa membahayakan penduduk.
Salah satu gunung teraktif di Indonesia ini rupanya menyimpan kisah yang mengharukan.
Tidak banyak yang tahu soal profil Gunung Merapi mulai dari sosok warga yang memang tak bisa terpisahkan dari nama Gunung Merapi.
Mulai dari tokoh yang fenomenal seperti Mbah Marijan, sang Juru Kunci hingga perjuangan Sumijo, petani kopi lereng Merapi yang selalu menarik untuk disimak.
Tak kalah seru adalah cerita-cerita misteri yang kerap muncul dan menyertai seiring usia Gunung Merapi yang semakin menua.
Baca juga: 5 Aktivitas Wisata Alam Seru di Indonesia, Mendaki Gunung hingga Menyelam
Secara geografis, Gunung Merapi terletak di pulau Jawa.
Di lereng sisi selatan berada dalam administrasi Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sebagian lagi berada dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah, yakni Kabupaten Klaten di sisi tenggara, Kabupaten Magelang di sisi barat serta Kabupaten Boyolali di sisi utara dan timur.
Menurut Etimologi, nama Merapi sendiri disarikan dari kata meru yang bermakna gunung dan api, sehingga nama merapi berarti gunung api.
Salah satu letusan dahsyat Merapi di era modern tercatat terjadi pada tanggal 26 Oktober 2010 silam.
Letusan ini mengakibatkan setidaknya 353 korban jiwa termasuk Mbah Marijan kala itu.
Tercatat ketinggian puncak Gunung Merapi adalah 2.930 mdpl, per 2010.
Sejak tahun 2004, kawasan hutan di sekitar puncaknya menjadi kawasan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM).
Paska erupsi dahsyat di tanggal 26 Oktober 2010 silam, sebagian kawasan hutan TNGM hangus terbakar lantaran terkena awan panas, termasuk sebagian perkebunan kopi milik warga lereng Gunung Merapi.