"Kalau yang kecil untungnya segitu, kalau yang besar Rp 1000 saja," katanya.
Diketahui, selain seharga Rp 1000, ia pun menjual soto ukuran besar dengan Rp 2000.
Tak hanya itu, aneka gorengan dan kerupuk juga dijual murah disini.
"Tempe kerupuk Rp 500 semua, pokoknya saya ingin satu keluarga bisa makan kenyang dengan harga murah," tandasnya.
Wartawan Tribunnews sendiri awalnya tak percaya dengan kabar soto Mbah Har yang seharga Rp 1.000.
Tapi, akhirnya terbukti setelah langsung ke sana dan menyiarkan videonya secara live di Facebook Tribunnews.
Dalam video tersebut, banyak netizen mendoakan Mbah Har, agar dapat rezeki dan berkah berlipat karena menjual makanan dengan harga murah.
Netizen juga memberi pujian untuk Mbah Har, karena mau menjual murah karena tak mau ambil untung banyak.
Puluhan tahun lalu, nasib Suhartini, sang empunya soto murah Rp 1.000 di Klaten belum seperti sekarang.
Ia dan ketiga anaknya hidup serba pas pasan, suaminya yang bekerja sebagai guru honorer hanya berpenghasilan Rp 60.000 dalam sebulan.
"Suami saya guru WB (Wiyata Bakti), sebulan Rp 60.000, untuk membiayai 3 orang anak yang masih kecil mepet, apalagi saat itu yang paling mau masuk SMP," aku dia saat ditemui TribunSolo.com, Rabu (4/10/2020).
"Saya bilang ke suami, Pak ini kalau saya tidak kerja sampingan saya nggak bisa ngasih uang saku sedikit sedikit ke anak," imbuhnya.
Keprihatinan itulan yang mendasari, Har sapaaan akrabnya untuk mengubah nasib.
"Suami saya berpesan, boleh kerja asal yang halal," pungkasnya.
Ia lantas belajar meracik soto dengan belajar otodidak saja.
Baca tanpa iklan