Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Pangkas Biaya, Garuda Indonesia Akan Bergabung Dengan Perusahaan Pariwisata Indonesia Lainnya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi maskapai Garuda Indonesia.

Banyak pengamat luar yang menilai penggabungan perusahaan tersebut akan mengguncang manajemen Garuda Indonesia.

Pengangkut bendera nasional negara itu jatuh ke posisi merah untuk paruh pertama tahun ini, kehilangan 723,26 juta dolar atau setara Rp 10,5 triliun.

Pariwisata menyumbang 5 persen dari PDB

Pariwisata di Indonesia menyumbang 5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) negara pada tahun 2019, dengan pulau Bali sebagai sumber pendapatan luar negeri yang sangat besar.

Menyusul wabah Covid-19 dan penyebarannya ke seluruh dunia, pariwisata dan perjalanan udara telah terjun bebas.

Pemerintah Indonesia menutup perbatasan negara untuk turis asing pada bulan April.

Meski ada rencana ambisius untuk membuka kembali Bali pada bulan September, pemerintah pulau itu menyerah setelah tidak mendapat persetujuan dari pemerintah pusat.

Indonesia saat ini menghadapi tiga hingga empat ribu kasus Covid-19 setiap hari dan tidak menunjukkan rencana untuk menyambut kembali wisatawan asing dalam waktu dekat.

Baca juga: Garuda Indonesia Hadirkan Pesawat dengan Mask Livery Motif Barong

Baca juga: 8 Fakta Logo RANS Entertainment Milik Raffi Ahmad & Nagita Slavina di Badan Pesawat Garuda Indonesia

Baca juga: Ini Syarat Penumpang Garuda Indonesia untuk Bisa Duduk Berdampingan

Baca juga: Penjelasan Bos Garuda Indonesia Soal Logo RANS Entertaiment di Pesawat

Baca juga: Pesan Tiket Pesawat Garuda Indonesia dan Batik Air di Tiket.com Dapat Diskon Hingga Rp 200 Ribu

(TribunTravel.com/Muhammad Yurokha M)