TRIBUTRAVEL.COM - Garuda Indonesia akan bergabung dengan perusahaan perjalanan milik negara lainnya untuk memangkas biaya.
Pemerintah Indonesia telah memutuskan untuk menggabungkan Garuda Indonesia, Citilink, dan beberapa perusahaan pariwisata, semuanya di bawah satu payung.
Melansir Simple Flying, Selasa (3/11/2020), Pemerintah berharap dapat menghilangkan biaya yang tidak perlu dan memungkinkan perusahaan baru untuk mengembangkan inisiatif seperti diskon paket perjalanan.
Langkah tersebut juga akan membantu pemerintah untuk menopang Garuda Indonesia setelah maskapai tersebut mengalami banyak kerugian menyusul pandemi global Covid-19.
Baca juga: Garuda Indonesia Kenalkan Livery Masker Pesawat Pertama di Indonesia
Perusahaan induk terkait perjalanan
Ide pembentukan perusahaan induk mendapat dukungan dari Presiden Indonesia Joko Widodo.
Selain dua maskapai tersebut, perseroan baru akan membawahi sejumlah perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata, termasuk Hotel Indonesia Natour.
Hotel Indonesia Natour memiliki 14 properti di Bali yang termasuk resor bintang 5 di kawasan pantai Nusa Dua.
Perusahaan lain yang terlibat dalam penyelarasan baru ini termasuk yang mengurus Situs Warisan Dunia UNESCO di Indonesia dan department store Sarinah di Jakarta.
Tujuan utamanya adalah untuk mengintegrasikan semua perusahaan terkait perjalanan milik negara untuk bekerja sama dan menawarkan paket liburan yang lebih murah kepada wisatawan.
Perusahaan baru akan membantu Garuda Indonesia
Perusahaan induk baru juga akan memudahkan entitas seperti Garuda Indonesia untuk mendapatkan pembiayaan dari bank.
Selama beberapa waktu, Presiden Joko Widodo ingin menggabungkan perusahaan di sektor perjalanan, mengetahui betapa pentingnya pariwisata bagi perekonomian Indonesia.
Pada pertemuan tingkat menteri tentang virus corona yang diadakan pada bulan Agustus, outlet berita bisnis Asia Nikkei Asia mengutip ucapan Joko Widodo.
"Hambatan dalam industri perjalanan memberikan peluang bagus untuk mulai mengintegrasikan dan mengubah sektor pariwisata dan penerbangan." kata Presiden Joko Widodo.