Namun percaya atau tidak, dengan gaji yang ditawarkan dan jam kerja yang dimulai sejak pagi, Harun mengaku banyak pelamar yang mundur.
“Kalau dibilang kerja keras, tidak juga. Karena kita siapkan semua lauk dari dapur pusat, nasinya setengah matang dan tinggal di kukus,” terangnya.
Kebanyakan dari pelamar, kata Harun, mereka diam setelah mengetahui jam kerja yang dimulai sejak pukul 6 pagi.
Karena itu, dia berpesan agar para pencari kerja di luar sana tidak perlu melihat dan memilih jam kerja.
Sebab menurut Harun, jika jam kerja yang ditetapkan dimulai lebih awal maka mereka juga akan cepat beristirahat setelah menyelesaikan pekerjaannya.
“Saran saya, tidak perlu memilih jam kerja jika memang ingin bekerja. Bekerja lebih awal dan selesai juga lebih awal,” katanya.
Baca juga: Perjalanan Panjang Batik di Hari Batik Nasional, Diklaim Malaysia Hingga jadi Warisan Dunia UNESCO
Baca juga: Mulai Dilonggarkan, WNI Kini Dapat Masuk Lagi ke Malaysia
Baca juga: Mulai 7 September Pelajar, Ekspatriat, Permanent Residents Asal Indonesia Dilarang Masuk Malaysia
Baca juga: 4 Perbedaan Kemerdekaan Indonesia dan Malaysia yang Sama-sama Dirayakan Bulan Agustus
Baca juga: Mulai 1 Agustus 2020, Penerbangan ke Kamboja dari Malaysia dan Indonesia Ditutup Sementara
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Digaji Rp 6 Juta Buat Jaga Warung, Pemilik Ungkap Banyak Pelamar Mundur Setelah Dijelaskan Ini