Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Q’eswachaka, Jembatan Gantung Peninggalan Suku Inca yang Terbuat dari Rumput

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Q’eswachaka, jembatan peninggalan suku Inca yang terbuat dari rumput.

Proses pembuatan jembatan ini berlangsung selama 3 - 4 hari.

Kegiatan dimulai oleh para laki-laki yang menyabit rumput ichu (Jarava ichu).

Lalu para perempuan memukul-mukul rumput itu supaya lentur.

Setelah itu mereka mengepangnya menjadi tali yang tipis yang disebut q’oya.

Sebagian q’oya itu kemudian dikepang menjadi tali yang lebih besar.

Ilustrasi jembatan suku Inca (Flickr/ Alun Salt)

Tali-tali yang lebih besar kemudian dikepang lagi menjadi tali yang lebih besar.

Begitu seterusnya sampai didapatkan tali yang panjang setebal lengan anak SD, itulah tali utama.

Para chakarauwaq (teknisi) lalu membentangkan 8 utas tali utama di sebelah jembatan lama.

Enam utas tali untuk pijakan, dua utas untuk pegangan.

Setelah itu jembatan lama diputuskan ikatannya, dibiarkan jatuh ke sungai.

Lalu chakarauwaq mulai menganyam q’oya-q’oya yang kecil di tali utama.

Hingga dari 8 utas tali itu menjadi jembatan yang kokoh, yang bisa dilalui beberapa orang sekaligus.

Ketika jembatan telah selesai dibangun, masyarakat bersyukur.

Mereka merayakannya dengan menari-nari diiringi dengan musik tradisional.

Mereka juga makan-makan dengan menu chuñu phasi (kentang beku) dan chicha (minuman yang terbuat dari jagung).

Baca juga: Keunikan Wanita Suku Kayan, Pakai Cincin di Leher untuk Simbol Kecantikan

Baca juga: Mengenal Suku Ainu, Penduduk Asli Jepang yang Hidup Secara Tersembunyi

Baca juga: 3 Suku yang Memiliki Kemampuan Khusus, Suku Moken Bisa Melihat dengan Jelas di Dalam Air

Baca juga: Dirakit Tanpa Paku, Intip Keunikan Kapal Pinisi Buatan Suku Bugis di Makassar

Baca juga: Tinggal di Pegunungan Himalaya yang Dingin, Ini Rahasia Suku Sherpa untuk Bertahan Hidup

(TribunTravel.com/Muhammad Yurokha M)