Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Mengulik Kemewahan Burlington Bunker, Bunker Bekas Perang di Inggris yang Punya Eskalator

Penulis: Ratna Widyawati
Editor: Sinta Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ruang operator telepon kabel di Burlington Bunker, Inggris. Salah satu yang termewah dan terbesar pada 1950-an.

Lahan yang dipakai untuk membangun bunker bernama lain Corsham Tunnels ini adalah tambang bekas peninggalan zaman Romawi, yang mencapai masa jaya penggaliannya pada 1841-1910.

Situs itu sempat diambil alih oleh Kementerian Produksi Pesawat Terbang pada 1940 dan diubah jadi pabrik mesin pesawat di bawah tanah.

Coretan-coretan di temboknya menunjukkan sisa-sisa kerja pada masa perang.

Kemewahan masa lampau

Business Insider mendapatkan foto-foto dari Kementerian Pertahanan Inggris (MOD) pada 2005, yang menunjukkan fasilitas mewah masa lampau di Burlington Bunker.

Pada 1943 seniman ternama Olga Lehmann ditugaskan mengecat dinding di kantin pabrik.

Proyeknya selesai dalam 8 bulan untuk menghiasi enam kantin dengan lukisan mural.

Fasilitas mewah masa lalu yang paling mencolok adalah ruang operator telepon tahun 1950-an, salah satu yang terbesar di dunia pada zamannya.

Ruangan itu tetap terawat selama beberapa dekade setelah bunker dibangun.

Studio siaran BBC yang dipertahankan sampai 1991, ditujukan agar perdana menteri dapat menyiarkan pesan ke para warga yang selamat.

Kemudian untuk menunjang kehidupan sehari-hari ada dua kantin lengkap dengan segudang peralatan dapur seperti 225 meja makan, 2.320 piring, 2.320 cangkir teh, 1.152 gelas, dan 11 troli teh.

Ada juga oven dan mesin kopi yang belum pernah dipakai sama sekali.

Burlington Bunker dibangun layaknya kota bawah tanah.

Oven yang belum pernah terpakai sekali pun sejak dibangunnya Burlington Bunker di Inggris. (KEMENTERIAN PERTAHANAN INGGRIS (MOD) via BUSINESS INSIDER)

Ada eskalator yang dirancang membawa orang-orang keluar dari bunker, dan awalnya ditujukan ke Stasiun Bawah Tanah Holborn di London.

Untuk berjalan-jalan mengitari situs besar itu, warga bisa menaiki gerobak listrik.

Halaman
123