Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne mengatakan insiden ini sangat menganggu dan menyangkut serangkaian peristiwa.
Insiden ini pun sudah dilanjutkan ke Polisi Federal Australia (AFP).
Dalam sebuah pernyataan, pihak bandara mengonfirmasi bahwa bayi itu aman dan dirawat di Qatar.
Para profesional medis juga menyatakan keprihatinannya kepada pejabat tentang kesehatan dan kesejahteraan seorang ibu yang baru saja melahirkan dan meminta agar dia dirawat sebelum penerbangan.
Penumpang wanita lain yang berbicara kepada ABC mengatakan, dia bersama enam wanita lainnya mulai panik ketika mereka menyadari bahwa mereka dibawa ke luar bandara.
"Ketika saya masuk ke sana, dan ada seorang wanita mengenakan masker dan kemudian pihak berwenang menutup pintu ambulans dan menguncinya," kata wanita tersebut.
"Mereka tidak menjelaskan apapun. Dia menyuruh saya untuk menurunkan celana saya dan mengatakan bahwa mereka perlu memeriksa alat kelamin saya," lanjutnya.
Wanita itu melanjutkan, "Saya berkata, 'Saya tidak mau melakukan itu' dan mereka tidak menjelaskan apapun kepada saya. Mereka hanya terus berkata, 'Kita perlu melihatnya, kita perlu melihatnya'."
"Saya melompat ke luar dan kemudian berlari ke wanita-wanita lain. Tidak ada tempat bagi saya untuk lari," katanya.
Wanita itu berkata bahwa dia melepas pakaiannya dan diperiksa, disentuh oleh perawat wanita.
"Saya panik, semua orang menjadi pucat dan gemetar," katanya.
"Saya sangat takut saat itu, saya tidak tahu apa yang terjadi," imbuhnya.
Perbuatan yang Tidak Dapat Diterima
Senator Payne yang juga Menteri Perempuan mengatakan dia mengharapkan laporan tentang kejadian tersebut dari Pemerintah Qatar minggu ini.
"Ini bukan sesuatu yang pernah saya dengar dalam hidup saya, dalam konteks apapun," katanya.