Pertama, kayu bahan pembuat kapal haru dikumpulkan pada tanggal lima dan tujuh yang memiliki makna tertentu.
Angka atau tanggal lima berarti rezeki yang sudah ada di tangan, sedangkan tanggal tujuh menunjukkan selalu mendapatkan rezeki.
Nah, sebelum ditebang, pohon akan dibacakan doa-doa yang kemudian dilanjutkan dengan pemotongan hewan kurban, yang biasanya berupa ayam sebagai tanda penyerahan diri kepada Tuhan.
Setelah itu, akan dilakukan peletakan lunas atau kayu yang menjadi pondasi bangunan kapal, lunas ini harus dihadapkan ke arah timur laut.
Ada dua lunas yang diletakkan, yaitu lunas di bagian depan yang melambangkan laki-laki serta lunas yang melambangkan perempuan diletakkan di bagian belakang.
Nah, lunas bagian depan nantinya akan dipotong kemudian dilarung ke laut sebagai penolak keburukan dan juga sebagai lambang kesiapan untuk mencari nafkah.
Sedangkan lunas bagian belakang juga akan dipotong, tapi bedanya akan disimpan di rumah.
Baca juga: Foto-foto Kapal Pinisi Mewah yang Dinaiki Jokowi untuk Berlayar di Labuan Bajo
Baca juga: Inilah 7 Kapal Pinisi Mewah dengan Harga Sewa di Atas Rp 100 Juta per Malam
Baca juga: Keunikan Suku Buton di Indonesia, Punya Mata Berwarna Biru Cerah yang Memesona
Baca juga: Bayi yang Baru Lahir di Suku Ini Harus Diludahi, Konon Agar Berumur Panjang
Baca juga: 5 Suku dengan Ritual Teraneh di Dunia, Tato Ekstrem hingga Potong Jari
Artikel ini telah tayang di Bobo.grid.id dengan judul Bagaimana Proses Pembuatan Kapal Pinisi yang Dirakit Tanpa Paku? Ketahui Uniknya Kapal Suku Bugis Makassar Ini, yuk!