Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Kepiting Asal Australia Dijual Seharga Lebih dari Rp 3 Juta Per Ekor, Apa Istimewanya?

Penulis: Ratna Widyawati
Editor: Sinta Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi kepiting

"Permintaan tetap relatif stabil, yang lebih menjadi masalah adalah transportasi udara untuk masuk ke pasar. Mungkin ada penurunan harga 10 persen, jumlah ekspor kami sedikit berkurang, tetapi permintaan tetap sama," sambungnya.

Pasar perdagangan kepiting kristal adalah pasar yang sulit ditembus.

Hanya ada tujuh izin penangkapan ikan di Australia, empat di antaranya berada di Australia Barat dan sebagian besar izinnya telah dipegang selama lebih dari 30 tahun.

Dengan memiliki empat kapal penangkap ikan, Glen mengatakan bisnis penangkapan hasil laut adalah bisnis yang mahal.

"Seluruh infrastrukturnya saja memakan biaya operasi yang sangat mahal dengan biaya kapal masing-masing lebih dari satu juta dollar," katanya.

"Tidak ada yang tertarik untuk menjual izin mereka, karena bisnis perikanan ini telah terbukti, juga karena kuota yang diterapkan, kami dapat mengatur kebutuhan operasional dan keuangan untuk memenuhi permintaan pasar dengan pendapatan yang wajar," lanjut Glen.

"Sangat sulit untuk masuk ke bisnis perikanan, bukan tidak mungkin, hanya sulit," imbuhnya.

Bisnis perikanan yang berkelanjutan

Pada tahun ini, 10 perusahaan perikanan milik negara bagian Australia Barat telah memenuhi persyaratan Marine Stewardship Council (MSC), yang secara signifikan lebih tinggi daripada rata-rata global untuk representasi regional.

Mereka menyumbang hampir 90 persen dari nilai tangkapan di perikanan komersial negara bagian.

West Coast Deep Sea adalah salah satu perusahaan yang ikut berkontribusi.

Glen mengatakan dorongan untuk menjalani sertifikasi MSC adalah demi mempertahankan standar global yang tinggi.

Tonton juga:

Glen menyebutkan, "Pada awalnya pemerintah mendorong langkah ini dengan menyediakan 14 juta dollar Australia untuk membantu pendanaan sertifikasi untuk sektor perikanan," katanya.

"Ini telah menghilangkan faktor biaya. Kedua, sebagai eksportir produk makanan laut dan anggota Organisasi Perdagangan Dunia, Anda harus menunjukkan jika produk yang Anda kirim ke luar negeri adalah produk yang berkelanjutan,"lanjutnya.

Halaman
123