Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Ilmuwan Dibingungkan Fenomena Kematian Massal Makhluk Laut di Pantai Timur Rusia

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pantai Khalaktyrsky, Rabu (14/10/2020).

Tetapi kawasan itu baru dibuka untuk umum setelah jatuhnya Uni Soviet.

Pada masa Uni Soviet, daerah itu menjadi zona militerisasi, dan orang asing dilarang mengunjunginya.

Bahkan beberapa infrastruktur militer masih digunakan sampai sekarang.

TONTON JUGA:

Armada Angkatan Laut Pasifik Rusia bermarkas di Teluk Avacha.

Sejak saat itu segmen Pantai Khalaktyrsky ditutup untuk latihan militer pada pertengahan Agustus.

Kebocoran bahan bakar roket dari salah satu fasilitas penyimpanan Kementerian Pertahanan di wilayah tersebut menjadi salah satu teori pertama yang beredar di media Rusia atas kasus ini.

Namun pejabat lingkungan masih membantah teori tersebut.

Sumber kontaminasi lain yang mungkin terjadi adalah tempat pembuangan Kozelsky.

Situs ini dibangun pada era Soviet dan menyimpan lebih dari 100 ton bahan kimia beracun dan pestisida.

Tapi setelah diteliti tidak ditemukan adanya kebocoran bahan kimia di tempat tersebut.

Sakirko yakin perlu adanya pemeriksaan lebih mendalam termasuk semua bahan kimia.

Greenpeace menyebut situasi ini sebagai "bencana lingkungan".

"Kami tidak melihat adanya peristiwa bencana, tidak ada manusia yang meninggal, tidak ada yang terluka," kata Menteri Sumber Daya Alam Dmitry Kobylkin pada hari Selasa.

Komite Investigasi Rusia telah meluncurkan penyelidikan kriminal atas insiden pencemaran.

Baca juga: Ilmuwan Temukan Gambar Tersembunyi pada Lukisan Mona Lisa Karya Leonardo Da Vinci

Baca juga: Sempat Bingungkan Ilmuwan, Kematian Ratusan Gajah di Botswana Berhasil Dipecahkan

Baca juga: Paus Pembunuh Lancarkan Serangan ke Sejumlah Kapal, Buat Takut Pelaut dan Bingungkan Ilmuwan

Baca juga: 400 Gajah di Botswana Mati Secara Misterius, Ilmuwan Dibuat Bingung Cari Penyebabnya

Baca juga: Ilmuwan Temukan Spesies Unik Mirip Balon Terikat Tali di Palung Jawa

(TribunTravel.com/Nurul Intaniar)