Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Perusahaan Airbus Eropa Luncurkan Pesawat dengan Ujung Sayap yang Mengepak

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi pesawat dengan sayap mengepak, Selasa (13/10/2020).

TRIBUNTRAVEL.COM - Burung menjadi inspirasi bagi para visioner penerbangan untuk membuat pesawat terbang.

Dan baru-baru ini para insinyur akan meluncurkan pesawat dengan inovasi terbaru yang begitu menakjubkan.

Seperti tahun lalu, perusahaan Airbus Eropa meluncurkan pesawat skala kecil dengan ujung sayap yang mengepak.

Itu adalah sebuah konsep yang diambil dari penerbangan Albatross.

AlbatrossONE, model yang didasarkan pada Airbus A321 dibuat dari serat karbon dan polimer yang diperkuat dengan serat kaca.

Maskapai itu memiliki ujung sayap berengsel 'semi aeroelastik' yang memudahkannya untuk mengepak.

Baca juga: 10 Kelakuan Buruk Penumpang di Pesawat, dari Buka Pintu Darurat hingga Menyalakan Rokok

Ujung sayap yang mengepak itu bebas bereaksi dan lentur terhadap hembusan angin.

Sehingga dapat mengurangi hambatan dan melawan efek turbulensi selama penerbangan.

Setelah kampanye uji terbang pertama yang sudah sukses, demonstran AlbatrossONE mencapai tonggak sejarah baru: demonstrasi 'gate-to-gate' dengan ujung sayap yang 75% lebih panjang daripada yang diuji pada fase pertama.

Tom Wilson, pemimpin proyek airbus semi-aeroelastic inge, mengatakan dalam sebuah pernyataan minggu ini bahwa demonstrasi, "Memungkinkan kami untuk membuktikan bahwa ujung sayap yang mengepak bebas dapat mengurangi beban sayap, sambil meningkatkan kecepatan roll dibandingkan dengan tip sayap tetap dan menghindari tip stall selama pendaratan".

Fungsi lain dari pesawat yang sayapnya bisa mengepak ini juga dapat meningkatkan kinerja pesawat terbang.

Kepala insinyur AlbatrossONE, James Kirk menambahkan, "Sekarang pembuktian konsep telah dicapai dalam skala kecil, kami akan meningkatkan upaya kami untuk mematangkan teknologi dalam skala yang lebih besar".

Pesawat tersebut terinspirasi oleh elang laut, burung laut yang mampu bertahan terbang di udara selama berjam-jam.

Burung elang itu mampu terbang dalam cuaca berangin meskipun mengeluarkan sedikit tenaga pada sayapnya.

"Konsep ujung sayap pesawat berengsel bukanlah hal baru saat ini," kata Wilson seperti yang dikutip TribunTravel dari laman CNN.

Halaman
12