Kegiatan tersebut lambat laun berubah menjadi sebuah tradisi yang menyebar di kalangan masyarakat Sunda, khususnya wilayah Priangan.
Selain para petani yang berkumpul, tradisi nyaneut yang sudah menjadi suatu kearifan lokal tersebut juga diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Menyediakan teh untuk tamu, misalnya.
Jika ada tamu yang berkunjung dan mereka tidak disuguhi teh, maka hal tersebut dianggap tidak sopan.
Dasep mengatakan bahwa dulu teh disajikan dalam wadah bambu, baik itu gelas maupun teko.
Namun, hal tersebut murni karena gelas sulit dicari.
“Pakai bambu karena dataran tinggi banyak bambu. Teh yang dihidangkan memiliki rasa khas bambu. Tapi lebih dingin karena bambu tidak bisa menahan panas teh,” terang Dasep.
Baca juga: Selain Odading, Ini 5 Kudapan Khas Sunda yang Dibuat dengan Cara Digoreng
Baca juga: Bekintangon, Tradisi Pacaran Orang Rimba, Lelaki Wajib Mengabdi Pada Calon Mertua Selama 2.000 Hari
Baca juga: Grindadrap, Tradisi Ekstrem Perburuan dan Pembantaian Paus Hingga Membuat Laut Berwarna Merah
Baca juga: Fakta Kelam di Balik Tradisi Panjat Pinang, Lomba Wajib di Perayaan Kemerdekaan Indonesia
Baca juga: Mengenal Tradisi Ekstrem Suku Dani di Papua, Potong Jari Sebagai Bentuk Kesedihan Akan Kematian