Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

7 Mitos Tentang Telur yang Belum Terbukti, Benarkah Warna Cangkang Mempengaruhi Nutrisi?

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kuning telur kehijauan pada telur rebus

TRIBUNTRAVEL.COM - Telur merupakan bahan makan yang hampir selalu ada di dapur.

Hampir setiap masakan jadi lebih lezat jika ditambah bahan makanan yang satu ini.

Namun ada beberapa mitos mengenai telur yang belum terbukti benar.

Bersumber dari Insider.com, berikut delapan mitos mengenai telur yang tidak perlu dipercayai.

1. Telur mentah lebih bernutrisi ketimbang telur yang dimasak

Salah satu mitos telur adalah mengonsumsi telur mentah lebih sehat daripada telur yang dimasak.

Namun sebenarnya memakan telur mentah malah berbahaya karena berisiko terkena bakteri salmonella.

Kandungan gizi telur matang juga lebih mudah diserap oleh tubuh.

2. Telur harus dimasukkan ke dalam kulkas

Perdebatan telur dimasukkan ke dalam kulkas atau tidak masih sering berlangsung. Hal ini bisa dilihat dari peraturan dari negara masing-masing.

Misalnya di Indonesi, telur sebaiknya dimasukkan ke dalam kulkas. Dalam wawancara dengan pemiliki Sunny Side Up Jakarta, Anthony Setiadi, dirinya mengungkapkan bahwa telur lebih baik disimpan di suhu ruangan.

Hal itu disebabkan suhu dingin lemari es bisa mempercepat kerusakaan telur.

3. Telur dengan cangkang coklat lebih sehat daripada yang cangkang putih

Mitos ini tidaklah benar, karena warna cangkang telur tidak mempengaruhi baik nutrisi telur maupun rasanya.

Warna kulit telur yang berbeda karena pigmen yang dihasilkan oleh ayam.

Sementara yang mempengaruhi kandung gizi dan rasa telur adalah lingkungan pengembangbiakan ayam dan pakan yang diberikan.

4. Telur dengan bercak darah menandakan telur sudah dibuahi

Kadang saat kita memecahkan telur kita menemukan bercah darah pada telur.

Tidak perlu panik, karena menurut Departemen Pertanian Amerika Serikat bercak darah pada telur tidak berbahaya untuk dikonsumsi. Khususnya jika telur dimasak dengan benar.

Bercak darah itu ada karena saat proses pembentukan telur dalam tubuh ayam ada pembuluh darah yang pecah.

Bisa jadi juga bisa disebabkan karena faktor genetik ayam atau ayam kekurangan vitamin A.

5. Telur dalam kemasan yang sudah lewat tanggal kedaluwarsa tidak layak konsumsi

Saat ke supermarket kadang kita menemui telur dalam kemasan seperti kemasan mika dan tertera tanggal layak konsumsi telur.

Namun tanggal yang tercantum bukanlah tanggal kadaluwarsa telur sebenarnya.

Jika khawatir dengan kesegaran telur, kamu bisa mengecek dengan memasukkan telur dalam segelas air dengan suhu ruangan.

Jika telur tenggelam maka telur masih layak konsumsi, kalau mengambang telur lebih baik dibuang saja.

6. Serat putih yang ada di kuning telur perlu dibuang

Saat membuka telur kita kadang menjumpai seperti serat putih yang menempel pada kuning telur.

Sebenarnya serat putih itu merupakan kalaza (tali kuning telur) yang menjaga kuning telur tetap di tengah telur.

Oleh karena itu kalaza masih bisa dikonsumsi, tetapi jika kamu ingin membuangnya juga tidak masalah.

7. Ukuran ayam mempengaruhi ukuran besar telur juga

Ada juga mitos bahwa telur kecil dari ayam kecil dan telur besar dari ayam besar.

Memang ada kemungkinan ukuran ayam mempengaruhi ukuran telur yang dihasilkan, tetapi tidak selalu begitu.

Faktor yang mempengaruhi besarnya telur ayam terletak pada usia, pola makan, bobot, dan lingkungan hidup ayam.

Ayam yang tua biasanya menghasilkan telur yang lebih besar. Lingkungan hidup ayam yang berdesakan juga sering menghasilkan telur yang lebih kecil.

Baca juga: Rondo Royal dan 4 Kuliner Khas Jepara yang Punya Nama Unik

Baca juga: Penginapan di Fiji Ini Tawarkan Isolasi Mandiri dengan Liburan Mewah

Baca juga: Kenali Beda Susu UHT dan Pasteurisasi, Mana yang Punya Masa Simpan Lebih Lama?

Baca juga: Rekomendasi 6 Kuliner Malam di Banyuwangi, Ada Nasi Cawuk hingga Pecel Pitik

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "7 Mitos Seputar Telur, Apa Benar Telur Harus Masuk Kulkas?"