Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Jangan Pernah Dekati Paus yang Mati Terdampar di Pantai, Ini Bahayanya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Paus Sperma yang mati terdampar di pantai

Saat paus terdampar, bisa terjadi ledakan dari tubuhnya.

Tentunya ini bisa membahayakan seseorang yang berada dalam jarak dekat dari jasad paus itu.

Letusan dari perut paus yang mati dan terdampar bisa menyebarkan beberapa ton bagian dalam tubuhnya dengan kecepatan 70 kilometer per jam dalam jarak 50 meter di sepanjang pantai.

Ini bisa terjadi jika tubuh paus mendapatkan tekanan tertentu dari luar.

Makanya, hanya ahli yang boleh mendekati atau memindahkan jasad paus.

Tapi, mengapa jasad paus bisa meledak saat sudah mati dan terdampar, ya?

Saat paus mati, sirkulasi darah dan sistem pernapasan di tubuhnya berhenti.

Ini membuat tubuh paus tidak memiliki cara untuk membuang sisa gas karbon dioksida dan zat sisa lain di tubuhnya.

Kondisi itu membuat sel tubuhnya menjadi asam. Sel tubuh paus pun terganggu dan pecah.

Ini berakibat pada jaringan paus yang terpecah.

Ditambah lagi, bakteri yang ada dalam sistem pernapasan dan saluran pencernaan mulai berkembang biak dan mengonsumsi zat lemak dan protein.

Proses ini disebut dengan pembusukan dan menyebabkan pencairan organ serta penumpukan berbagai gas, seperti karbondioksida, metana, dan nitrogen.

Gas-gas itu semakin menumpuk dalam tubuh paus dan menyebabkan bangkai paus kembung sampai bisa mencapai dua kali ukuran tubuhnya.

Kondisi lingkungan juga memengaruhi kondisi jasad paus.

Gas dari bakteri atau mikroba di tubuh paus semakin meningkat di pantai yang suhu udaranya tinggi, sehingga bisa membengkak dan meledak.

Halaman
1234