Di Inggris, semua perusahaan terbatas diharuskan untuk mendaftar ke instansi pemerintah yang disebut Companies House yang mencatat laporan keuangan dan informasi perusahaan.
Pada 2004, agensi tersebut melaporkan bahwa sebuah perusahaan teknik berusia 124 tahun bernama Taylor & Sons telah menutup usaha mereka.
Ternyata perusahaan tersebut menjadi korban salah ketik.
Seharusnya perusahaan yang tutup adalah Taylor & Son.
Perusahaan Taylor & Sons pun menjadi bangkrut karena hal itu, karena konsumen mengira mereka telah tutup.
Mereka pun mengajukan gugatan kepada Companies House yang berujung pada sanksi untuk agen tersebut bertanggung jawab atas bangkrutnya perusahaan dan kerugian senilai 8,8 juta euro.
5. Konflik dua perusahaan akibat tanda 'koma'
Konflik yang terjadi antara dua perusahaan yakni Kanada Rogers dan Bell Aliant disebabkan karena kesalahan tanda 'koma'.
Kesalahan tanda 'koma' yang terdapat pada sebuah kesepakatan tertulis menjadi pemicu terjadinya konflik ini.
Pernyataan kesepakatan tersebut tertulis, "Perjanjian ini akan berlaku efektif sejak tanggal dibuat dan harus dilanjutkan untuk jangka waktu lima tahun sejak tanggal dibuat, dan selanjutnya berlaku untuk lima tahun berturut-turut, kecuali dan sampai diakhiri dengan pemberitahuan satu tahun sebelumnya secara tertulis oleh salah satu pihak".
Bell menganggap koma kedua, bahwa perjanjian tersebut dapat dibatalkan setiap saat oleh salah satu pihak, asalkan memberi pemberitahuan satu tahun.
Namun, menurut Rogers, kesepakatan tersebut menetapkan bahwa ia akan bertahan selama lima tahun, setelah itu dapat diakhiri dengan pemberitahuan satu tahun.
Perseteruan ini pun berlanjut ke meja hukum.
Namun, akhirnya Bell berhasil memenangkan perselisihan setelah menunjukkan bukti salinan kesepakatan tertulis yang menggunakan bahasa Prancis.
6. Mitos dan salah ketik bayam Popeye