TRIBUNTRAVEL.COM - Tanggal 30 September 1965 menjadi satu hari bersejarah di Indonesia yang menyimpan peristiwa kelam.
Pasalnya, pada tanggal itu terjadi peristiwa Gestapu (Gerakan September Tiga Puluh) yang kini diingat sebagai peristiwa G30S PKI.
Untuk memperingati G30S PKI pada tanggal 30 September mendatang, ada banyak hal yang bisa dilakukan.
Mulai dari upacara, tabur bunga dan kirim doa di makam pahlawan, hingga berkunjung ke museum.
Ada sejumlah museum yang didirikan untuk mengenang peristiwa G30S PKI satu di antaranya adalah Museum Jenderal AH Nasution.
• Wisata Sejarah ke Monumen Kresek di Madiun, Tempat Napak Tilas Peristiwa Pembantaian G30S PKI
Biasanya, bertepatan dengan peringatan G30S PKI, Museum Jenderal AH Nasution akan ramai oleh kunjungan wisatawan.
Museum yang beralamat di Jl. Teuku Umar No.40, RT 01/RW 01, Gondangdia, Menteng, Kota Jakarta Pusat ini sejatinya adalah rumah keluarga Jenderal AH Nasution sejak ia menjadi KSAD pada 1949.
Rumah ini menjadi saksi bisu tertembaknya putri sang jenderal, Ade Irma Suryani yang saat itu masih berusia lima tahun.
Setelah ditembak dari jarak dekat, Ade Irma sempat menjalani perawatan di RSPAD, namun ia meninggal lima hari setelah peristiwa tersebut.
Selain itu, tempat ini juga menjadi saksi ditangkapnya sang ajudan Jenderal, Lettu CZI Pierre Tendean oleh Pasukan Tjakrabirawa.
Kemudian, Lettu CZI Pierre Tendean dibunuh PKI di Lubang Buaya.
TONTON JUGA:
Nama lengkap Museum Jenderal AH Nasution adalah Museum Sasmitaloka Jenderal Besar DR. Abdul Haris Nasution.
Ini berarti, Museum Jenderal AH Nasution menjadi tiga museum di Indonesia yang menyandang nama Sasmitaloka bersama dua museum lainnya.
Yakni, Museum Sasmitaloka Ahmad Yani dan Museum Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Sudirman.