TRIBUNTRAVEL.COM - Setiap tempat wisata memiliki kisah di baliknya.
Seperti terbing terjal yang berada di sisi selatan Bukit Capitoline, Roma Italia ini misalnya.
Selain menawarkan keindahan alam yang membius mata, Tarpeian Rock memiliki sejarah kelam di dalamnya.
Dilansir TribunTravel dari laman atlasobscura, Tarpeian Rock digunakan untuk mengeksekusi penjahat dengan melemparkan mereka dari tebing setinggi 80 kaki (25 meter) ke bawah.
Metode eksekusi ini membawa stigma malu dan dianggap takdir yang lebih buruk dari kematian.
Itu disediakan untuk penjahat paling keji dan digunakan sebagai hukuman untuk pengkhianatan, pembunuh, dan mereka yang melakukan sumpah palsu.
Menurut legenda Tarpeia, putri komandan Romawi Spurius Tarpeius, mengkhianati Roma dan membuka pintu kota bagi raja Sabine Titus Tatius.
Tatius menyerang Roma setelah pengkhianatan yang dilakukan Tarpeia pada abad ke-8 SM.
Tarpeia menawarkan untuk membuka gerbang benteng dengan menukarkan gelang emas yang Sabine kenakan di tangannya.
Dalam beberapa versi, disebutkan raja Sabine lah yang menyuap Tarpeia untuk membuka gerbang benteng.
Setelah Tarpeia mengizinkan para prajurit Sabine untuk masuk ke kota, bukannya menghujaninya dengan emas, Sabine menyerangnya dengan perisainya dan menyiksanya sampai mati.
Rupanya, Sabine membenci pengkhianatan dan menghukum Tarpeia karena mengkhianati bangsanya sendiri.
Tubuh Tarpeia dikubur di di tempat yang dikenal sebagai Batu Tarpeian, TribunTravel melansir dari suar.grid.
Tak lama kemudian, tebing itu menjadi tempat eksekusi para pengkhianat.
Kuil yang dibangun oleh Sabine di atas Batu Tarpeian dihancurkan sekira 500 SM oleh Raja Roma ketujuh dan terakhir, Tarquinius Superbus, yang meratakan area tersebut untuk membangun Kuil Jupiter Capitolinus.