Namun banyak di antara mereka yang mengalami luka ringan dan beraksi kembali.

Sementara itu, korban tewas mencapai 95 orang.

Melansir dari Kompas.com, konflik ini dimulai ketika wilayah Nagorny Karabakh direbut separatis pada 1990-an, dengan pertempuran terakhir dua kubu terjadi pada 2016.

Insiden ini disebut-sebut sebagai konflik terburuk sejak 2016.

Pertempuran dua negara ini dikecam sejumlah negara lain.

Menurut kantor berita Rusia Interfax, Kementerian Luar Negeri Rusia meminta kedua belah pihak untuk menahan diri.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China mendesak kedua belah pihak untuk menahan diri.

China juga berharap kedua negara dapat menyelesaikan perbedaan mereka melalui dialog sebagaimana diberitakan Reuters.

Sementara Rusia dan China mendesak untuk meredakan konflik, Turki justru menuntut Armenia untuk mengakhiri pendudukannya di Karabakh.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, Azerbaijan harus menangani sendiri masalah ini.

• Berencana Liburan ke Eropa? Berikut Cara Membuat Visa Schengen

• Wilayah Turki Berada di Dua Benua, Bagaimana dengan Budaya dan Bahasanya?

• Viral di Medsos, Seorang Wanita Terkurung di Toilet Selama 24 Jam saat Karantina di Hotel

• 4 Destinasi Wisata di Armenia, Negara yang Beri Kebijakan Visa on Arrival untuk WNI

• Beri Ulasan Negatif Pada Resor di Thailand, Pria Ini Terancam 2 Tahun Penjara

(TribunTravel/Sinta Agustina)