"Menara Bangau Kuning dipenuhi oleh orang-orang," tutur Zuo kepada Washington Post.
"Kamu tidak bisa masuk. Kamu mungkin hanya bisa mengambil foto dari luar, lalu pergi," tambahnya.
Zuo sendiri sebenarnya tidak tinggal di China, melainkan di Thailand.
Ia kembali dari Thailand untuk mengunjungi keluarganya di Wuhan.
Beberapa jam setelah tiba di Wuhan, kota itu terkunci karena virus corona.
Menjelang Minggu Emas, Zuo telah merencanakan untuk traveling dan memesan perjalanan ke Yunnan, China, tempat yang paling dekat dengan Thailand.
Namun, pekan lalu, kasus virus corona muncul di perbatasan Yunnan dengan Myanmar.
Otoritas China di daerah itu menyelahkan imigran tak berdokumen dan menyatakan kembali ke 'status masa perang' melawan virus.
Zuo lantas terpaksa membatalkan rencana perjalanannya.
Di Wuhan, orang sudah benyak kembali bepergian ke luar seiring dengan ketakutan akan virus corona yang terus memudar.
Menurut laporan platform pemesanan tiket China Ctrip, Menara Bangau Kuning di Wuhan menduduki puncak daftar tempat wisata populer, lalu diikuti Shanghai Disneyland di posisi kedua dan Xian's Terra-cotta Warriors di posisi ketiga.
Padahal, sulit membayangkan Wuhan mencapai peringkat pertama pada tahun-tahun biasa.
Menurut Zuo, sebagian besar kehidupan telah kembali normal di kota, meskipun kebanyakan orang masih memakai masker dan beberapa kompleks perumahan masih memeriksa suhu badan di gerbang.
Zuo merasa sedikit gugup dengan membludaknya turis di jalan-jalan.
"Itu masih sedikit berisiko," katanya.